Berlin (ANTARA News) - Angkatan Bersenjata Jerman pada Sabtu (1/4) meluncurkan komando siber, dengan status setara dengan angkatan darat, laut dan udara, guna melindungi sistem teknologi informasi dan senjatanya dari serangan.

Para perencana militer khawatir perang di masa depan akan dimulai dengan serangan siber yang menyasar infrastruktur dan jaringan penting, serta spionase dan sabotase daring ekstensif.

Komando Siber dan Informasi Antariksa (Cyber and Information Space/CIR) baru Bundeswehr, yang berbasis di bekas ibu kota Jerman Barat Bonn, akan mulai beroperasi dengan 260 spesialis teknologi informasi tapi akan berkembang menjadi 13.500 personel militer dan sipil hingga Juli.

Dengan kekuatan digital baru itu, Jerman memegang peran utama di antara sekutu NATO, kata komandan barunya, Letnan Jenderal Ludwig Leinhos, kepada berita mingguan Focus.

Leinhos mengatakan tugas utama CIR mengoperasikan dan melindungi infrastruktur teknologi informasi dan sistem senjata dengan bantuan komputer militer, serta mengawasi ancaman daring.

Dia mengatakan pusat tersebut juga akan mengembangkan kemampuan serang dalam latihan perang karena "untuk membela diri, Anda harus tahu pilihan untuk menyerang."

Namun, setiap serangan siber berskala penuh di luar negeri harus mendapat persetujuan parlemen Jerman, sama seperti misi militer lainnya.

Keamanan sistem teknologi informasi nasional dan pemerintah masih menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri yang mengawasi badan keamanan dalam negeri yang menangani kontraspionase.

Pemerintah Jerman menambah kepekaan dalam keamanan siber sejak serangan ke parlemen tahun lalu.

Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen telah mengumumkan pembentukan komando siber dua tahun lalu untuk melindungi militer dari peningkatan serangan daring.

Kementerian Pertahanan menyatakan dalam sembilan pekan pertama tahun ini saja, sistem teknologi informasi Bundeswehr telah menjadi sasaran lebih dari 280.000 kali.

Leinhos mengatakan bahwa "kita berada dalam pacuan konstan antara pengembangan pilihan serang dan kemampuan pertahanan", demikian menurut warta kantor berita AFP. (mr)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017