Jayapura (ANTARA News) - Pimpinan Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Papua menyatakan orang asli Papua memerlukan penguatan dari sisi manajerial agar mereka bisa berkembang dalam berwira usaha.

"Ini perlu penguatan manajerial, karena yang namanya perusahaan, organisasi, kalau manajerialnya tidak bagus tidak akan jalan juga," ujar Ketua Umum Terpilih BPD Hipmi Papua Dasril Sahari, di Jayapura, Sabtu.

Ia menjelaskan selama ini banyak masyarakat Papua yang mencoba memulai usaha namun sulit berkembang, bahkan akhirnya harus gulung tikar karena tidak mampu mengelola usahanya dengan baik.

Menurutnya, hal tersebut lebih dikarenakan pengaruh budaya yang seharusnya mereka pisahkan dari urusan bisnis.

"Sebenarnya ada kelemahan dari saudara kita di Papua ini, saya melihat kekeluargaannya luar biasa, tidak bisa melihat keluarganya susah, sehingga dia tidak dapat membedakan mana pendapatan pribadi mana pendapatan perusahaan, semua di campur aduk," katanya.

"Sehingga tidak jelas mana ruginya, dan profitnya di mana. Kadang-kadang ini menghambat teman-teman di daerah itu, ada pekerjaan sampai Rp20 miliar, Rp10 miliar tapi apa yang di hasilkan belum tentu ada yang di tinggalkan, karena budaya seperti itu," sambung Dasril.

Hal tersebut dikatakannya akan menjadi salah satu program kerja BPD Hipmi Papua periode 2017-2020, selain juga upaya mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk berani menjadi pengusaha.

"Kita di HIPMI ada namanya Hipmi go to school, Hipmi go to campus, kita mau perdayakan masyarakat, kita mau sampaikan pesan edukasi yang baik bagi teman-teman di kampus dan sekolah, keluarkanlah sedikit untuk berpikir lebih besar," ujarnya.

Bukti UMKM mampu menjadi penopang perekonomian Indonesia saat krisis ekonomi 1998 adalah salah satu contoh yang digunakan untuk menarik minat para pelajar untuk berwira usaha.

"Ini kan terbukti teman-teman di Papua rata-rata bercita-cita menjadi politisi dan PNS, saya katakan pekerjaan ini adalah pekerjaan mulia, akan tetapi pekerjaan apa yang sekarang tidak membutuhkan uang, mau jadi bupati butuh uang, mau jadi politisi butuh uang, yang punya uang itu pengusaha," ujar Dasril.

(KR-DHI/A058)

Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017