Kendari (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak menggeneralisasi kejadian tewasnya pelajar SMA Taruna Nusantara dengan beranggapan bahwa kualitas semua sekolah asrama tidak bagus.

"Kejadian itu tidak bisa dipakai untuk memukul rata bahwa sekolah asrama berada dalam kondisi tidak bagus," kata Muhadjir di Kendari, Minggu.

Menurut dia, kasus tersebut juga tidak bisa dianggap sebagai status darurat pendidikan terkait kejadian kekerasan yang terjadi di tingkat siswa.

"Saya kira itu cukup jauh. Karena kejadian itu baru sekali semenjak 27 tahun sekolah itu berdiri," katanya.

Dia mengakui bahwa guru tidak bisa memantau dan mengawas kegiatan anak didik selama 24 jam di asrama.

Baca juga: (Siswa SMA Taruna Nusantara ditemukan meninggal di barak)

Baca juga: (Siswa SMA Taruna Nusantara dibunuh teman satu barak)

Muhadjir yang juga mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut, mengemukakan saat ini program sekolah berasrama, khususnya untuk tingkat SMA, sedang dipersiapkan menjadi program prioritas pemerintah di bidang pendidikan dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad juga mengatakan bahwa kasus pembunuhan teman seasrama di SMA Taruna Nusantara Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merupakan kasus yang khusus.

"Ini special case tidak bisa digeneralisasi untuk semua sekolah berasrama," kata dia.

Hamid juga mengaku kaget ketika mengetahui kabar pembunuhan teman seasrama hanya karena persoalan yang sepele.

Siswa SMA Taruna Nusantara tewas dibunuh oleh teman seasramanya dengan senjata tajam pada Jumat (31/3). Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono mengungkapkan motif pelaku pembunuhan ialah karena sakit hati kepada korban.


Baca juga: (Pembelajaran di SMA Taruna Nusantara Magelang berlangsung normal)

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017