Magelang (ANTARA News) - AMR (16), tersangka pembunuh siswa SMA Taruna Nusantara (TN), Magelang, Jawa Tengah Kresna Wahyu Nurachmad (15)  menjalani rekonstruksi kejadian dengan sikap tenang, kata Kepala Hubungan Masyarakat SMA TN Cecep Iskandar.

"Dia tetap tenang, tanpa ekspresi. Saya tidak tahu kok sepertinya tidak merasa bersalah. Ketemu teman, biasa saja, menyapa," katanya setelah rekonstruksi kasus itu di Kompleks SMA TN di Magelang, Senin.

(Baca juga: Siswa SMA Taruna Nusantara dibunuh teman satu barak)

Ia mengatakan 64 adegan dilakukan dalam rekonstruksi kejadian pada Jumat (31/3) tersebut dengan 13 saksi terdiri atas 11 siswa dan dua pamong.

Rekonstruksi di sekolah tersebut berlangsung secara tertutup selama sekitar satu jam dipimpin Wadirreskrim Polda Jateng AKBP Zain Dwi Nugroho. Sebelumnya reka ulang kejadian juga digelar kepolisian di salah satu pusat perbelanjaan di daerah setempat, tempat tersangka membeli pisau yang digunakan untuk membunuh korban.

Ia mengatakan empat siswa dihadirkan dalam rekonstruksi di pusat perbelanjaan di perbatasan Kabupaten dan Kota Magelang itu.

Pelaksanaan rekonstruksi di SMA TN berlangsung di dua tempat, yakni kamar tidur berupa barak 17 dan kamar mandi.

Kegiatan belajar mengajar para siswa lainnya selama rekonstruksi, ujarnya, tetap normal, sedangkan reka ulang juga berjalan lancar.

Ia juga menyatakan bahwa secara de facto AMR dikeluarkan dari sekolah tersebut, sedangkan proses secara de jure untuk keputusan tersebut masih berlangsung.

Tersangka, ujarnya, selama ini juga memiliki sejumlah catatan pelanggaran kecil atas tata tertib di SMA Taruna Nusantara, seperti sulit bangun tidur, menyembunyikan telepon seluler untuk digunakan di luar jadwal, mengambil uang tabungan kawannya di bank dengan memalsukan tanda tangan.

Ia mengatakan prestasi sekolahnya tidak bagus, AMR masuk rangking lima terbawah di kelasnya.

Total jumlah siswa SMA TN saat ini tercatat 1.106 anak meliputi kelas X berjumlah 381 anak, kelas XI berjumlah 365 anak, dan kelas XII berjumlah 360 anak.

Setelah selesai rekonstruksi, barak 17 akan dibenahi kembali untuk digunakan seperti hari-hari biasa.

Akibat kejadian tersebut, 35 siswa penghuni barak tersebut diungsikan sementara waktu ke tiga rumah pamong di kompleks sekolah tersebut.

Ia juga menyatakan bahwa terkait dengan kejadian itu, kepala sekolah tidak ada rencana mengundurkan diri dari jabatannya.

"Itu terlalu jauh, ini tidak ada kaitannya," ujarnya.

Dalam peristiwa pembunuhan tersebut, korban ditemukan pada Jumat (31/3) sekitar pukul 04.00 WIB oleh pamong barak 17 dalam kondisi bersimbah darah karena luka di bagian leher. Korban dimakamkan di Pemakaman Umum Giriloyo Kota Magelang.

(Baca juga: Polisi gelar rekonstruksi pembunuhan di SMA Taruna Nusantara)

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017