Pangkalpinang (ANTARA News) - Sekitar 2.000-an wisatawan nusantara dan mancanegara mengunjungi klenteng Kwan Tie Miau merupakan klenteng tertua di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama perayaan Cheng Beng di daerah itu.

"Setiap Cheng Beng dan hari besar keagamaan Kong Hucu lainnya banyak perantau dan wisatawan menyempatkan diri sembahyang dan berdoa di klenteng ini," kata Pengurus Klenteng Kwan Tie Miau A Kiong di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan Klenteng Kwan Tie Miau dibangun pada 1846 dan merupakan salah satu bukti sejarah kedatangan rakyat dari China untuk bekerja di tambang timah di Pulau Bangka dan Belitung.

"Pengunjung tidak hanya sembahyang tetapi juga ingin mengetahui sejarah pendirian klenteng ini," ujarnya.

Pada zaman dulu, kata dia klenteng ini merupakan salah satu tempat penampunang dan pertemuan para pekerja-pekerja tambang timah asal China.

Selain itu, kata dia bagi masyarakat Tionghoa yang akan merantau akan terlebih dahulu sembahyang dan berdoa agar mendapatkan keberuntungan di rantau.

"Bagi mereka yang sukses di rantau selalu datang dan menyumbangkan dana dan berbagai kebutuhan serta sarana pendukung ibadah di klenteng ini," ujarnya.

Ia mengatakan arsitektur bangunan Klenteng Kwan Tie Miau yang didominasi warna merah dan pada puncak bangunan terdapat lingkaran hitam putih sebagai simbol keseimbangan Ying dan Yang ini dilambangkan keberuntungan, rejeki, dan kebahagiaan.

"Masyarakat masih mempercayai bahwa klenteng ini dapat membawa keberuntungan dan kebahagian, sehingga masyarakat Tionghoa lokal dan luar daerah selalu menyempatkan diri untuk sembahyang dan berdoa di klenteng ini," ujarnya. 

Pewarta: Aprionis
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017