Paris (ANTARA News) - Presiden Prancis Francois Hollande pada Minggu (9/4) berikrar akan mengerahkan kekuatan negerinya guna mendukung perang Mesir melawan terorisme setelah pengeboman di dua gereja Koptik di negara itu.

"Mesir kembali diserang oleh teroris yang ingin menghancurkan keragaman dan persatuannya," kata Hollande.

Kepala Negara Prancis juga menyampaikan solidaritas kepada Pemerintah Mesir "dalam cobaan berat yang mengerikan ini" dan berjanji "mengerahkan seluruh kekuatan" untuk mendukung perang Mesir melawan terorisme menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Elysee.

Serangan Minggu menyasar dua gereja di Kota Tanta dan Iskandariyah, Mesir, menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai lebih dari 120 orang lainnya.

Saat kelompok minoritas menjalankan ibadah Minggu Palma, satu ledakan dan satu pengeboman bunuh diri terjadi di satu gereja di Provinsi Gharbiya dan satu gereja di Iskandariyah di Mesir Utara.

Para ahli politik dan keamanan Mesir mengatakan serangan itu dilatarbelakangi oleh kemerosotan kelompok gerilyawan garis keras di Semenanjung Sinai akibat operasi besar keamanan.

Mesir telah memerangi gelombang teror yang menewaskan ratusan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Moursi pada Juli 2013 dan memasukkan kelompok Ikhwanul Muslimin ke dalam daftar hitam sebagai "organisasi teroris"

Kebanyakan serangan yang diklaim oleh ISIS pada awalnya ditujukan ke pasukan keamanan di daerah bergolak Sinai Utara, tapi setelah operasi besar keamanan yang menewaskan ratusan dan menangkap sejumlah gerilyawan, mereka mulai menyerang masyarakat minoritas Koptik di negara Arab yang paling padat penduduk tersebut.

Kepala Intelijen Militer Mesir Jend. Mohamed Farag Ash-Shahhat mengatakan dalam simposium militer pada Februari bahwa sedikitnya 500 pelaku teror telah tewas sejak aksi besar anti-teror "Hak Syuhada", dimulai September 2015 menurut warta kantor berita Xinhua.(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017