Dari 17 laporan tersebut, sebanyak empat laporan mengenai isu kebocoran soal dan empat aduan mengenai kunci jawaban."
Jakarta (ANTARA News) - Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Daryanto mengaku pihaknya menerima sebanyak 17 laporan pengaduan diantaranya mengenai isu kebocoran soal.

"Dari 17 laporan tersebut, sebanyak empat laporan mengenai isu kebocoran soal dan empat aduan mengenai kunci jawaban," ujar Daryanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Laporan kebocoran soal dan kunci jawaban tersebut berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera. Namun pihaknya masih menelusuri kebocoran soal tersebut apakah berasal dari Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Ujian Nasional Kertas Pensil.

Meski demikian, pihaknya kurang yakin jika bocoran soal tersebut berasal dari soal UNBK karena soal baru bisa diunduh 30 menit sebelum ujian berlangsung.

"Saat ini kami baru menerima pengaduan dari masyarakat," kata dia.

Pengaduan lainnya yang mendominasi yakni masih pada permasalahan kendala teknis, pemadaman listrik, ujian susulan, gagal login hingga kesalahan nama.

Sementara itu. Kepala Biro Kerja sama Layanan Masyarakat (BKLM), Ari Santoso, mengatakan pihaknya menerima laporan sebanyak 98 kendala teknis pada pelaksanaan UNBK seperti pemadaman listrik, gagal login dan lainnya.

"Tapi itu baru sesi pertama. Jumlah ini kecil sekali, jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang mengikuti UN yang mencapai 30.000 lebih," kata Ari.

Ari menegaskan bahwa pelaksanaan UNBK bertujuan agar pendidikan Indonesia lebih baik dibandingkan sebelumnya. Peluang kebocoran pada UNBK juga lebih kecil dibandingkan dengan UNKP.

Sebanyak 1.812.035 siswa SMA/MA dari 20.557 sekolah mengikuti UN yang dimulai Senin. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10.905 sekolah atau 667.741 peserta mengikuti UNKP dan 9.652 sekolah atau 1.144. 294 peserta mengikuti UNBK.

Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017