Jakarta (ANTARA News) - Di antara beragam peralatan eletronik saat ini, AC menempati urutan teratas yang paling banyak mengonsumsi energi, menurut Ketua Kajian Tenaga Listrik dan Energi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir Iwa Garniwa Mulyana K. MT.

 "Yang paling banyak gunakan (konsumsi energi) AC," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.

AC pada bangunan komersil misalnya, bisa mengonsumsi energi hingga 60 persen. Terlebih, saat ini tren penggunaan AC tak lagi menggunakan AC central. 

"AC pada bangunan komersil, konsumsi energinya hampir 60 persen. Bangunan pun mulai split, masing-masing sudah punya AC kecil-kecil. Kantor cenderung menggunakan AC yang kecil, ketimbang AC central," kata Iwa. 

Produk kedua dan ketiga yang juga menempati urutan atas konsumsi energi tinggi adalah mesin cuci dan lemari es. 

"Yang kedua mesin cuci, karena mesin cuci itu sekarang sudah ada teknologi steam-nya, pemanas. Produk ketiga, adalah lemari es, karena penggunaanya 24 jam," tutur Iwa. 

Saat ini dikenal teknologi smart control atau kerap disebut inverter control, yang belakangan dikembangkan sejumlah perusahaan elektronik rumah tangga, karena dinilai mampu menghemat konsumsi energi.

"Tren teknologi sekarang adalah smart control, ya inverter. Sekarang siapa yang duluan dan smart. Itu saja. Inverter control memang mempunyai kemampuan mengendalikan konsumsi energi," kata Iwa. 

Pengujian teknologi ini dan konsumsi energi pernah Iwa dan tim lakukan beberapa tahun lalu. Dia mengukur penghematan energi pada AC. 

"Setiap satu derajat kita naikkan suhu AC, akan menghemat 3-7 persen energi. Kalau kita set 23 derajat dari 20 derajat, artinya ada peluang 3x3 persen. Itu dengan kondisi belum inverter murni," kata dia. 

Kendati tak bisa memastikan besaran jumlah penghematan energi yang dihasilkan pada alat lainnya, dia menegaskan produk berteknologi inverter murni bisa menghemat energi. 

"Penurunan (energi) mudah. Karakteristik peralatan memang menurunkan otomatis. Tinggal seberapanya belum tahu pasti," pungkas Iwa.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017