Situbondo (ANTARA News) - Warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II-B Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mendapat pelatihan membatik sebagai bekal membuka usaha setelah menjalani masa hukuman.

"Pelatihan membatik ini merupakan kerja sama rutan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Situbondo yang diikuti 24 warga binaan atau narapidana dan kami juga melibatkan instruktur pembatik Rengganis Desa Silowogo, Kecamatan Bungatan," ujar Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas II-B Kabupaten Situbondo, Eka Priyatna di Situbondo, Sabtu.

Eka mengemukakan, pelatihan diikuti puluhan warga binaan yang sebagian besar adalah wanita, yang ingin mendapatkan bekal ketrampilan membatik.

Pelatihan membatik tersebut, lanjut Eka, merupakan salah satu program kemandirian di Rutan Situbondo, selain membuat miniatur perahu dan kerajinan lainnya yang terbuat dari bahan bekas dan kulit pohon pisang kering.

"Memberikan keterampilan sebagai bekal kepada warga binaan seperti membatik, akan kami lakukan berkesinambungan. Supaya warga binaan selesai menjalani masa hukumannya bisa lebih mandiri dan bahkan diharapkan mereka dapat membuka peluang usaha seperti batik tulis ini, dan tidak lagi mengulangi perbuatannya yang tidak baik," ujarnya.

Salah seorang warga binaan, Hermin mengatakan senang mendapat pelatihan membatik.

"Kami bersama teman-teman sangat senang karena ada kegiatan membatik sehingga tidak jenuh selama menjalani hukuman dan keterampilan ini bisa menjadi bekal saya ketika sudah bebas," katanya.

Instruktur pembatik Rengganis, Jasmiko mengatakan industri batik di Situbondo terus meningkat dan mulai merambah pasar di sejumlah kabupaten di Jawa Timur.

"Motif batik khas Situbondo itu yakni bermotif kerang, siput dan biota laut, sedangkan harga batik Situbondo cukup bervariasi tergantung motif dan bahan dasar kain," tuturnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto dan Zumrotun Solichah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017