Jakarta (ANTARA News) - Presiden Jokowi ajak rakyat saling menghargai saat meresmikan Masjid Hasyim Asy'ari, Korea Utara pamer rudal balistik, Amerika Serikat ungkap alasan jatuhkan "ibu segala bom", ribuan umat Kristiani Jayapura pawai obor Paskah hingga persiapan keamanan jelang pelaksanaan upacara adat di Keraton Surakarta menjadi berita-berita kemarin yang masih layak baca.

1. Di Masjid Hasyim Asy`ari, Jokowi ajak rakyat saling hargai dan hormati
Presiden Joko Widodo mengajak rakyat Indonesia untuk menghargai keberagaman suku, agama dan budaya.

"Negara kita negara yang majemuk, negara kita negara yang beragam, plural. Karena itu, saya mengajak kita semua saling menghargai, saling menghormati antar saudara-saudara kita, itu yang paling penting," kata Presiden usai meresmikan Masjid Raya Hasyim Asyari di Jakarta, Sabtu.

Selengkapnya baca di sini.

Baca juga Presiden Jokowi resmikan Masjid Raya Hasyim Asy'Ari Jakarta

2. Korea Utara pamerkan rudal balistik di parade militer
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara memamerkan rudal balistik kapal selamnya untuk pertama kali dalam parade militer besar Sabtu di ibu kotanya, Pyongyang.

TV pemerintah menunjukkan gambar-gambar rudal balistik kapal selam Pukkuksong-2 menanti giliran tampil di depan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menurut warta kantor berita Reuters.

Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, juga mewartakan hadirnya rudal balistik kapal selam dalam parade militer skala besar di Pyongyang, menyebutnya sebagai kali pertama negara komunis itu mengungkap ke publik senjata baru yang sedang dikembangkan.

Baca beritanya di sini.

Lebih lengkap baca Rudal SLBM ini yang dipamerkan Korea Utara kepada dunia

3. Mengapa AS jatuhkan "ibu segala bom" di Afghanistan?
Washington (ANTARA News) - Mark Cancian, purnawirawan tentara AS spesialis artileri dan bom, yang juga penasihat CSIS Washington, menyatakan alasan AS menjatuhkan "ibu segala bom" di Afghanistan adalah karena bom biasa tidak akan mampu menghancurkan terowongan dan gua.

Oleh karena itu dibutuhkan bom tidak biasa yang bisa menghancurkan gua dan sekitarnya sehingga tak lagi bisa dipakai untuk menyimpan senjata, kata Cancian seperti dikutip Reuters.

Sedangkan purnawirawan jenderal angkatan udara AS, Dave Deptula, mantan panglima pusat operasi udara pada Operation Enduring Freedom di Afghanistan pada 2001, menyebut GBU-43 (Guided Bomb Unit) atau "ibu segala bom" dibuat untuk menggantikan bom seberat 15.000 pound "Daisy Cutter" yang juga digelarkan di Afghanistan.

Berita lengkapnya di sini.

Baca juga Cikal bakal "ibu segala bom" ternyata bom Perang Dunia Kedua

4. Ribuan umat Kristiani Jayapura pawai obor Paskah
Ribuan umat Kristiani dari berbagai Gereja Kristen Injili (GKI) Klasis Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, menggelar pawai obor paskah mengenang kebangkitan Yesus Kristus dari kematian-Nya di kayu salib, Minggu subuh.

Pantauan di GKI Siloam Waena, Distrik Heram, Abepura, Kota Jayapura yang juga salah satu Klasis Sentani, menggelar pawai obor paskah yang dimulai sejak pukul 03.00 WIT.

Pawai obor paskah itu diikuti seribuan lebih warga jemaat GKI Siloam Waena. Rombongan memulai pawau dari halaman gereja berjalan kaki mengikuti rute yang sudah ditentukan pengurus gereja.

Baca beritanya di sini.

5. Polisi amankan Keraton Surakarta
Kepolisian Resor Kota Surakarta bersama anggota Brimob, Polda Jateng, dan TNI melakukan pengamanan di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu, terkait dengan persiapan pelaksanaan upacara adat Tingalan Dalem Jumenengan PB XIII.

Aparat keamanan gabungan tersebut juga dilengkapi sejumlah kendaraan panser dan mobil Gegana yang diparkir di depan pintu masuk keraton sebelah selatan atau pintu Magangan.

Selain itu, sejumlah anggota polisi, baik dari Polres Kota Surakarta dan sekitarnya serta Polda Jateng terlihat berjaga-jaga di setiap sudut kawasan keraton.

Bahkan, ratusan personel keamanan, baik berseragam lengkap maupun sipil, juga masuk ke dalam keraton untuk melakukan penjagaan. Selain petugas aparat keamanan, tidak dizinkan masuk keraton.

Selengkapnya di sini.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017