Makassar (ANTARA News) - Tabligh akbar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertajuk Masirah Panji Rasulullah di Lapangan Karebosi dan Menara Bosowa Makassar, Sulawesi Selatan akhirnya dibubarkan, pada Minggu.

"Kami tidak ingin terjadi benturan dan berujung konflik nantinya. Bukan hanya Makassar daerah lainnya juga ditolak kegiatan sejenis ini. Kami berharap tidak sampai terjadi," kata Kabid Humas polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani di sela pengamanan jalan Jenderal Sudirman, Makassar.

Alasan pembubaran itu karena kepolisian tidak mengeluarkan izin resmi terkait dengan kegiatan tersebut termasuk mendapat penolakan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) lainnya karena ideologi Khalifah dianggap tidak sesuai dengan Pancasila.

Ia menjelaskan, dalam aturan Undang-undang harus ada penanggungjawab, tetapi ormas HTI tidak mampu memberikannya. Untuk itu, polisi berkewajiban untuk melakukan pelarangan agar tidak terjadi konflik.

"Kemarin sudah ada benih konflik, GP Ansor akan menghalau bila tabligh akbar itu tetap digelar, makanya kita mengamankan jangan sampai ada benturan antaragama, kasihan warga kota bila konflik itu terjadi, sehingga harus dicegah," paparnya.

Berdasarkan pantauan, di sepanjang jalan Jenderal Sudirman berdekatan dengan Lapangan Karebosi dan Menara Bosowa massa HTI sudah memadati lokasi itu.

Di seberang jalan dekat Monumen Mandala, massa GP Ansor bersiap untuk membatalkan kegiatan itu.

Saat massa HTI sebelumnya berorasi di jalan Sudirman dan meninggalkan lokasi tersebut, lalu dihadang massa GP Ansor dan Bansernya dengan dibantu Front Pembela Islam (FPI) Sulsel.

Saling dorong tidak dapat dihindarkan setelah bendera serta umbul-umbul yang dibawa HTI diturunkan massa aksi lainnya.

Melihat kejadian itu, aparat yang sudah berjaga-jaga membubarkan dua massa aksi yang berseteru.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017