Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, menampik anggapan sebagian kalangan yang mengaitkan penerapan sistem revolusi industi keempat (Industry 4.0) dengan pengurangan tenaga kerja.

 "Hal ini sebetulnya tidak terjadi, karena sebenarnya teknologi menciptakan kesempatan baru, kesempatan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan," ujar dia, di sela Workshop of Industry 4.0 Implementation in Indonesia, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa. 

Salah satu konsep dalam model bisnis sistem industry 4.0, misalnya konsep disruptive & distributed manufacturing, diyakini bisa memunculkan banyak spesialisasi industri baru sebagai hasil pemekaran dari industri induknya. Hal tersebut diklaim akan menambah lapangan kerja dengan kualifikasi yang lebih spesifik.

Selain itu, sama halnya saat PC hadir, digitalisasi industri (melalui penerapan sistem industri 4.0) disinyalir bisa meningkatkan produktivitas produksi. 
"Karena industri yang diminta kan sekarang apa yang diminta oleh konsumen, nah itu yang dilanjutkan ke manufacture floor. Manufacturing yang sering disebut flexible manufacturing, di mana satu line bisa memproduksi macam-macam," kata dia. 

Contohnya terjadi dalam industri otomotif. "Itu satu line bisa produksi tiga atau empat tipe yang berbeda dalam waktu bersamaan (industri otomotif). Itu yang disebut flexible manufacturing," kata dia. 

Industry 4.0 ditandai dengan meningkatnya konektivitas antara manusia, mesin dan sumber daya alam melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Transformasi tersebut mendorong terjadinya perubahan paradigma dan melahirkan model bisnis baru yang lebih efisien di dalam dunia industri.

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017