Bangkok (ANTARA News) - Serangan bom dan senjata menewaskan dua orang dan melukai dua lagi di Thailand selatan pada Rabu, kata juru bicara tentara.

Serangan itu terjadi di 11 kabupaten di propinsi Narathiwat, Pattani dan Songkhla di dekat perbatasan dengan Malaysia.

Wilayah itu dilanda pemberontakan sejak lama, dengan lebih dari 6.500 orang, sebagian besar warga, tewas dalam kekerasan sejak 2004, ketika perlawanan terhadap kekuasaan berkobar.

Thailand berpenduduk sebagian besar beragama Buddha tapi di bagian selatan, sebagian besar Muslim.

Serangan pada Rabu itu menyasar pasukan keamanan, termasuk polisi dan tentara, serta warga, kata juru bicara tentara.

"Itu kerjaan orang ingin menimbulkan kekacauan. Sepertinya, niat mereka tidak membunuh, melainkan mengganggu," kata Kolonel Yutthanam Petchmuang, juru bicara Komando Gerakan Keamanan Dalam Negeri, kepada Reuters.

Hingga Rabu malam, tidak ada kelompok menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Perundingan pemerintah Thailand dengan beberapa kelompok pemberontak bayangan dimulai pada 2013 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, tapi terhenti sejak tentara menggulingkannya pada 2014.

Pada awal bulan ini, penguasa Thailand menolak tawaran bersyarat dari kelompok utama pemberontak di selatan untuk masuk ke pembicaraan resmi perdamaian.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017