Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 500 perawat dan dokter di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang, Jumat, berkebaya sambil memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien di rumah sakit rujukan milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

"Hari ini adalah Hari Kartini sehingga semua perawat dan dokter di rumah sakit ini diwajibkan untuk mengenakan kebaya sambil memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien," kata Kepala Bagian Humas RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang Maria Theresia Roseni kepada wartawan di Kupang, Jumat.

Menurut Maria, mengenakan pakaian kebaya saat memperingati Hari Kartini tahun ini sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan wanita, terutama Raden Ajeng Kartini.

Ia mengatakan, wanita-wanita Indonesia khususnya di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang tidak boleh melupakan jasa-jasa Ibu Kartini yang telah memperjuangakan kesamaan hak dan martabat kaum perempuan agar sejajar dengan kaum laki-laki.

Disamping itu, perjuangan Kartini untuk memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

"Teman-teman wanita kita justru sangat mendukung hal ini dan sangat antusias sehingga saat memberikan pelayanan kepada pasien juga mereka menggunakan pakaian serba kabaya," tambahnya.

Pantauan Antara, sejumlah dokter wanita bersama sejumlah perawat di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang saat melayani pasien dan saat menerima kedatangan pengunjung menggunakan pakaian kebaya.

Anita, seorang pasien rawat inap karena terkena sakit malaria, mengaku terkejut dengan cara berpakaian dari sejumlah dokter dan perawat perempuan di RS tersebut.

"Mereka terlihat berbeda. Mereka terlihat sangat cantik ketika menggunakan kabaya lengkap dengan kain tenunan, sehingga saya melihatnya nyaman sekali," tambah Anita.

Ia pun berharap agar suasana seperti itu tetap ada sehingga memberikan rasa nyaman bagi para pasien di rumah sakit tersebut.

Di samping itu, di Hari Kartini ini, ia berharap agar ke depannya masalah kekerasan terhadap perempuan tidak lagi terjadi di Kota Kupang atau di daerah lainnya di NTT.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017