Baraya Kujang Pajajaran, komunitas budaya Sunda pemegang "ageman" atau kujang pusaka Pajajaran, memrakarsai upacara adat  "Napak Tilas Prabu Siliwangi" , rencananya dilakukan pada 7 Mei 2017. 

Napak tilas Prabu Siliwangi tersebut berupa "long march" dari eks lokasi Keraton Pakuan Pajajaran di Batutulis hingga eks Situs Bukit Badigul di Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

"Gagasan itu adalah ejawantah kerinduan orang Sunda akan sosok sang prabu," kata Ahmad Fahir, Ketua Panitia Sarasehan "Napak Tilas Eyang Prabu Siliwangi". Saresehan itu berlangsung di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/4).

Nara sumber dalam saresehan itu adalah sesepuh Baraya Kujang Pajajaran, Abah Wahyu Affandi Suradinata, dosen Universitas Bina Nusantara, Syarif Bastaman, budayawan Bogor Eman Sulaeman, tokoh Bogor Helmi Sutikno, dan sesepuh Giri Tresna Wangi Sukabumi, Ki Kalong.

Sarasehan napak tilas Prabu Siliwangi itu dipandu oleh Ketua Baraya Kujang Pajajaran, Bambang Somantri.

Bogor adalah situs yang bersejarah bagi perjalanan hidup Prabu Siliwangi, yang bertahta di Bogor pada 1482 hingga 1521 M. 

Momen penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja Pakuan Pajajaran adalah tonggak hari jadi Bogor yang diperingati setiap 3 Juni.

Sesepuh Baraya Kujang Pajajaran, Abah Wahyu Affandi Suradinata mengatakan, Bogor memiliki peran sangat penting pada masa silam sebagai Ibu Kota kemaharajaan Sunda. 

Dia menambahkan bahwa kegiatan napak tilas Prabu Siliwangi yang digagas tersebut sebagai upaya menghormati kelahiran sang prabu, yang jatuh pada 7 Mei 1447.

Prabu Siliwangi kecil, lanjut Abah Wahyu, bernama Raden Pamanah Rasa.

Lahir di keraton Sunda Galuh di daerah Kawali - sekarang Kabupaten Ciamis, Jawa Barat - ia adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu Prabu Niskala Wastu Kancana, dan cicit Prabu Lingga Buana alias Prabu Wangi yang gugur di medan bubat.

Saat didaulat sebagai maharaja Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran pada 3 Juni 1.482, sang prabu memindahkan pusat pemerintahan dari Kawali ke Bogor. 

Karena itu, tanggal 3 Juni 1.482 sekaligus menjadi tonggak sejarah Hari Jadi Bogor (HJB) yang selalu diperingati hingga sekarang.

"Prabu Siliwangi bertahta sebagai Raja Pajajaran mulai 1.482 hingga 1521, sekitar 39 tahun. Di bawah kepemimpinannya Pajajaran mengalami puncak keemasan, yang membuat namanya melegenda ke seantero dunia hingga sekarang," kata Wahyu.

Budayawan Eman Suleman menambahkan, dari litetatur yang dipelajari dan ditelusuri, Prabu Siliwangi yang wafat pada akhir Desember 1521, dipusarakan di Pasir Badigul, Rancamaya.

"Napak tilas Prabu Siliwangi tepat dilaksanakan dari Batutulis ke Badigul, karena dua situs ini adalah kunci utama eksistensi Kerajaan Pakuan Pajajaran pada masa silam," katanya.

Oleh Andi Jauhari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017