Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Nasional 1.000 Startup menghadirkan 13 perintis terpilih hasil inkubasi perdana untuk memamerkan produknya kepada para pemangku kepentingan.

Menteri Komunikasi dan Informatika dalam sambutannya pada acara tersebut di Jakarta, Rabu, menyambut baik 13 perintis yang telah menyelesaikan masa inkubasi tersebut.

Ia berharap, ke-13 perintis tersebut terus tekun untuk menjadikan startup yang mumpuni. "Kita masih belum sampai, masih ada perjalanan yang harus diikuti," kata Rudiantara.

Rudiantara mengatakan, Gerakan Nasional 1.000 Startup merupakan gerakan bersama seluruh pemangku kepentingan yang berkeinginan untuk menciptakan 1.000 wirausahawan startup di era digital saat ini.

"Negara berharap banyak tumbuhnya startup," katanya.

Kepala Eksekutif KIBAR Jansen Kamto yang menjadi penggagas Gerakan Nasional 1.000 Startup tersebut mengatakan, 13 startup terpilih tersebut merupakan hasil dari seleksi ribuan peminat yang telah dilaksanakan.


Baca juga: (Indonesia kirim Ahlijasa ke ajang "Startup World Cup" 2017)


Ke-13 perintis tersebut, akan mendemonstrasikan produk-produknya kepada para pemangku kepentingan termasuk para calon investor.

Ke-13 startup terpilih dari 33 perintis yang telah dihasilkan dalam masa inkubasi di tiga kota yaitu Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Di Jakarta, menurut dia, terdapat 13 perintis, Surabya 10 perintis dan Yogyakarta 10 perintis.

Ia menambahkan, Gerakan Nasional 1.000 Startup terus bergulir di berbagai daerah, targetnya seluruh daerah di Indonesia dapat terinspirasi.


13 perintis terpilih

Sementara itu, 13 perintis yang terpilih yaitu Ajarin, aplikasi untuk membantu orang tua dalam menemukan, mengembangkan dan menyalurkan bakat orang tua. Panggilin, sebuah marketplace jasa yang memeprtemukan antara pengguna dan penyedia jasa di wilayah sekitar.

Goodjob, platform yang membantu perusahaan untuk melakukan pemeliharana dan perbaikan barang rusak dengan kepastian harga dan ahli perbaikan yanb terjamin. Roo, aplikasi monitoring kesehatan untuk membantu orang tua memantau tumbuh kembang anak di bawah usia enam tahun.

Xparring, platform untuk mencari lawan tading dalam olahraga khususnya bulutangkis. Agendakota plartform yang mempertemukan penyelanggara event dengan peminat event. Karapan, platform yang membantu peternak sapi rakyat dalam pengelolaan manajemen peternakan, manajemen pemasaran sapi dan daging serta permodalan peternakan.

Jahitin, platform jahit khusus kebaya,, dress dan batik dengan transaksi yang mudah dan efisien. Qtaaruf, platform yang membantu para muslimin dan muslimah menemukan belahan jiwanya melalui proses taaruf sesuai dengan ajaran Islam.

Sweep, aplikasi promo instan di menit-menit akhir yang menghubungkan bisnis F&B dengan calon pelanggan seketika. Kooliah, aplikasi yang membantu para calon mahasiswa untuk belajar mata kuliah jurusan yang diinginkan dan bimbingan mendapatkan beasiswa.

Adsiocononic, platform interkatif dalam perikalnan kendaraan memanfaatkan teknologi QR Code dan Trcjing untuk mendapatkan kampanye iklan yang lebih efektif. FatAway, aplikasi yang membantu mengatakasi masalah kelebihan berat badan dengan menghitung kalori makanan dan mencatat perkembangan diet yang dilakukan.

CEO Kooliah Khoirul Rista Abidin, salah satu perintis dari Yogyakarta yang terpilih dalam kesempatan itu mengapresiasi gerakan tersebut. Sebab melalui gerakan tersebut, dirinya menadpatkan berbagai macam pelajaran agar dapat berkiprah menjadi startup.

"Kita mendapatkan banyak pelajaran," katanya.


Baca juga: (Kisah enam startup Indonesia belajar di kampus Google AS)


Baca juga: (Ingin memulai startup? Belajar dari kesalahan para CEO ini)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017