Jakarta (ANTARA News) - Laga sepak bola bukan sebatas mengoper bola kemudian menjaringkan gol ke gawang lawan. Olah raga yang paling disukai seantero dunia itu, justru memanggungkan replika dari makna perilaku manusia ketika berinteraksi dengan sesama.

Tidak perlu takabur apalagi jumawa dengan embel-embel pelatih top markotop. Dan keduanya kini siap bertarung dalam duel bertajuk Derbi Manchester yang dihelat di Etihad Stadium, Manchester, pada Kamis waktu setempat, atau Jumat dini hari, pukul 02.00 WIB. Pertandingan itu akan ditayangkan secara langsung oleh MNC TV.

Makna pertama, silakan melihat dan mencermati bagaimana Pep Guardiola di kubu Manchester City dan Jose Mourinho di sisi Manchester United menunjukkan contoh perilaku rendah hati meski keduanya pelatih dengan segudang prestasi menjulang.

Orang dihargai dari prestasi yang diraih yang pernah dikerjakan bukan gagasan yang diluap-luapkan dalam kata-kata. Sejatinya, prestasi adalah  mata uang yang berlaku universal.  

Baca Juga : Kerendahan hati di mata Guardiola dan Mourinho

Manchester United terus melaju dengan kemenangan demi kemenangan. Saksikan bagaimana pasukan asuhan Mourinho melawan Anderlecht. Tim asal Belgia itu demikian digdaya di babak pertama, meski United akhirnya menemukan jalan ampuh meraih kemenangan.

Makna kedua, dari laga melawan Anderlecht itu, hendak dikatakan Manchester United perlu tampil konsisten. Hal serupa mereka tunjukkan ketika menang lawan Burnley dalam laga yang boleh dibilang tidak juga mudah bagi pasukan Mourinho.

Tidak sebatas bagi Manchester United, tentu Manchester City perlu tampil konsisten dengan ditunjang kebugaran dalam setiap pertarungan yang memerlukan konsentrasi penuh dan fokus kepada menit demi menit pertandingan.

Makna ketiga, Derbi Manchester ini demikian krusial bagi kedua tim, karena menentukan posisi di peringkat  empat besar klasemen Liga Inggris. Ini artinya, silakan memberi isi kepada arti kata "momentum", karena air mengalir tidak dua kali dalam hempasan waktu.

Dalam mengarungi ombak samudera sepak bola apalagi Derbi Manchester, rawatlah dan hidupilah "fair play", bukan sekedar dan sebatas "menang-menangan" tanpa didasari perilaku terpuji dari laga demi laga. Ini makna keempat.

Makna kelima, sejumlah pandit sepak bola Inggris menyebut Derbi Manchester pekan ini sebagai "this is winner takes all", karena itu tim yang bakal keluar sebagai juara dalam duel di Etihad Stadium merupakan tim yang tampil dengan corak bermain yang efisien dan efektif, serta sederhana.

Manchester City kini sedang diterpa krisis kepercayaan diri setelah ditekuk Arsenal pada Minggu pekan ini. Apakah faktor ini yang bakal dimanfaatkan oleh manajer Jose Mourinho untuk menekan dan menggertak The Blues.

Mourinho hampir pasti tampil mendaulat pasukannya tampil menyerang dengan merangsek pertahanan City. Pelatih berpaspor Portugal itu punya Marcus Rashford yang kerapkali disebut sebagai "anak muda ajaib" di lini serang.

Baca Juga : Derby panas MU vs City dihantui rangkaian cedera

Kecepatan Rashford hampir pasti bakal merepotkan pertahanan tim asuhan Guardiola. Dan City tidak perlu berkecil hati karena punya sederet pemain berkarakter ofensif dalam diri Sergio Aguero, Kevin De Bruyne, Leroy Sane dan Raheem Sterling.

Kalau memang Guardiola menurunkan keempat pemain itu, maka bukan tidak mungkin mereka mampu mencetak gol, karena mereka memahami bahwa Manchester City memerlukan tiga poin penuh agar dapat  eksis di atmosfer sepak bola sejagad.

Kunci kemenangan dari Derbi Manchester kali ini, kebersamaan yang dilandasi segudang pengalaman menghadapi setiap gejolak dalam dinamika laga. 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017