Jakarta (ANTARA News) – PT Henkel Indonesien menunjuk Lucky Lee sebagai Presiden Direktur (Chief Executive Officers/CEO) yang baru, menggantikan Allan Yong, sejak Maret 2017.

Perusahaan dari Jerman yang memproduksi lem perekat (adhesive) berteknologi tinggi, sekaligus memproduksi peralatan kecantikan, perawatan rambut dan deterjen ini memiliki dua pabrik modern di Tangerang (Banten) dan Pasuruan (Jawa Timur).

"Saya merasa terhormat diberi kesempatan untuk memimpin tim yang kuat di Indonesia guna mewujudkan masa depan kami di 2020 dan seterusnya," kata Lucky.

Lucky Lee sebelumnya ditempatkan di Shanghai, China, sebagai pimpinan Henkel untuk wilayah Asia Pasifik dalam bidang penjualan, pemasaran, pengembangan dan transformasi bisnis sejak tahun 2010.

Pada tahun 2008 lulusan Bisnis Administrasi dari Universitas Tarumanegara itu dipercaya sebagai salah satu tim akuisisi Henkel yang mengambil alih perusahaan lem perekat National Starch and Chemical.

Indonesia penting bagi Henkel yang didirikan sejak 1974 dengan mengembangkan produk lem perekat berteknologi tinggi yang digunakan industri sepatu sampai pesawat terbang, termasuk kendaraan bus yang beroperasi di sini.

Henkel Global berhasil mencatat penjualan sebesar 18,7 miliar Euro pada 2016 dengan tingkat pertumbuhan produksi mencapai 6,8%.

Henkel beroperasi secara global dengan tiga unit bisnis. Henkel Adhesive Technologies adalah pemimpin global dalam pasar produk perekat – di semua segmen industri di seluruh dunia. Adapun dalam bisnis Laundry & Home Care and Beauty Care, Henkel menempati posisi teratas secara global.

Didirikan pada 1876, Henkel telah mencatat keberhasilannya selama 140 tahun. Pada 2016, penjualannya mencapai 18,7 miliar euro (sekira 19,7 miliar dolar Amerika Serikat/AS) dengan laba operasi sebesar 3,2 miliar euro (sekira 3,4 miliar dolar AS).

Tiga merek utamanya, yaitu Persil (deterjen), Schwarzkopf (perawatan rambut) dan Loctite (perekat) menyumbang penjualan lebih dari 6 miliar euro (sekira 6,3 miliar dolar AS).

Perusahaan itu mempekerjakan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh dunia dengan latar belakang yang sangat beragam dan disatukan oleh budaya perusahaan yang kuat, serta tujuan bersama untuk mewujudkan nilai berkelanjutan.

Henkel menempati posisi teratas dalam berbagai indeks dan peringkat internasional. Saham Henkel tercatat di indeks saham Jerman, DAX.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017