Dalam kondisi ini, seharusnya kita lebih arif, lebih santun, lebih baik, saling menghargai dan saling menghormati. Jangan malah mengumbar kemarahan dan cacimaki yang tidak baik
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyayangkan aksi buruh yang membakar sejumlah karangan bunga Ahok-Djarot yang ada di Balai Kota DKI Jakarta pada Aksi Hari Buruh (1/5).

"Apa salah bunga-bunga itu kepada mereka (buruh)? Apa ucapannya menyakiti hati mereka, mengandung unsur SARA, mengandung kebencian? Kan tidak," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.

Menurut dia, aksi pembakaran karangan-karangan bunga tersebut merupakan perbuatan yang tidak baik. Dia pun mengaku prihatin atas kejadian tersebut.

"Aksi buruh pada Hari Buruh seharusnya bisa berlangsung dengan damai, kondusif dan penuh perjuangan atas hak-hak buruh. Tapi malah dinodai dengal hal seperti itu (pembakaran karangan bunga). Benar-benar tidak baik," ujar Djarot.

(Baca juga: Massa buruh rusak karangan bunga untuk Ahok-Djarot)

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Blitar itu menuturkan karangan-karangan bunga tersebut bukan hanya diberikan dengan rasa cinta. Di sisi lain, karangan bunga itu juga memiliki nilai atau harga.

Oleh karena itu, dia meminta agar karangan-karangan bunga itu tidak dicuri. Terlebih apabila setelah dicuri, karangan bunga tersebut dijual kembali.

"Dalam kondisi ini, seharusnya kita lebih arif, lebih santun, lebih baik, saling menghargai dan saling menghormati. Jangan malah mengumbar kemarahan dan cacimaki yang tidak baik," tutur Djarot.

Sementara itu, sampai dengan Selasa siang, karangan-karangan bunga yang ditujukan untuk Ahok dan Djarot masih terus berdatangan dan memenuhi seluruh areal kompleks Balai Kota DKI Jakarta. Diketahui jumlahnya sudah mencapai sekitar 5.000 buah.

Seluruh karangan bunga itu tidak hanya memenuhi areal halaman dan trotoar Balai Kota, tetapi ada juga yang diletakkan di sekeliling pagar kawasan wisata Monas. Akan tetapi, karangan-karangan bunga yang sudah rusak dan layu sudah dibersihkan oleh petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).


Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017