Beijing (ANTARA News) - Badai pasir menerjang sebagian besar wilayah Tiongkok Utara termasuk Beijing pada Kamis, sehingga mengubah langit jadi kuning dan menghalangi daya pandang.

Pusat meteorologi kota tersebut mengeluarkan peringatan biru untuk badai topan pada Kamis pagi, dan memprakirakan angin akan membawa pasir dan debu ke seluruh ibu kota negeri itu. Banyak pejalan kaki di pusat kota Beijing terlihat menggunakan masker pelindung.

Kebanyakan stasiun pemantau di kota tersebut memperlihatkan catatan PM10 lebih dari 1.000 mikrogram per meter kubik dan catatan PM2,5 lebih dari 400 mikrogram per meter kubik hingga Kamis sore, demikian data dari Pusat Pemantau Lingkungan Hidup Kota Praja Beijing.

Daya pandang terbatas hingga satu kilometer di banyak bagian Beijing dan diperkirakan berkurang lagi, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Menurut Beijing Times, lebih dari 40 penerbangan di Bandar Udara Ibu Kota Tiongkok, Beijing, ditunda akibat badai pasir, dan 15 penerbangan lagi dibatalkan.

Kota Praja Tianjin, yang bertetangga, juga dilanda badai pasir dan debu, yang membuat gelap langit dan mempengaruhi arus lalu-lintas.

"Langit berubah abu-abu dan aroma debu dan pasir telah menyusup ke kamar saya pagi ini. Anak-anaki saya mengeluh mereka merasa tidak nyaman setelah bermain di luar rumah," kata seorang Tianjin yang bermarga Liu.

Dinas lalu-lintas telah menyarankan pengemudi agar mengurangi kecepatan mereka dan menggunakan lampu kabut mereka.

Menurut Lu Huangzhen dari Stasiun Meteorologi Tianjin, badai pasir di Tianjin itu diperkirakan berakhir pada Jumat malam.

Badai pasir juga dilaporkan melanda Provinsi Hebei di Tiongkok Utara dan diperkirakan bersih mulai Jumat karena angin diperkirakan berhembus pada Sabtu.

Beberapa bagian Beijing, serta Provinsi Gansu, Heilongjiang, Jilin, Shaanxi dan Shanxi serta Wilayah Otonomi Inner Mongolia, Ningxia dan Xinjiang juga menghadapi badai pasir dari Kamis sampai Jumat, kata Pusat Meteorologi Nasional.

Zhu Jiang, Kepala Lembaga Fisika Atmosfir di Akademi Sains Tiongkok, mengatakan badai pasir tersebut telah datang dari Mongolia.

Ejin Banner dari Liga Alxa melihat badai pasir pertama pada Rabu, dengan daya pandang berkurang jadi kurang dari 100 meter.

Angin kencang mengurangi temperatur di wilayah itu sampai sekitar empat derajat Celsius. Stasiun prakiraan cuaca setempat memperingatkan warga agar tetap berada di dalam rumah dan menutup jendela, menopang gudang dan baliho, menghindari mengendarai sepeda dan tetap siaga terhadap kebakaran hutan.

Tiongkok memiliki sistem peringatan cuaca parah empat-tingkat dengan kode warna, dan merah adalah yang paling serius, lalu diikuti oleh oranye, kuning dan biru.

(Uu.C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017