Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence di Washington D.C. pada Kamis (4/5), menekankan kemitraan antara Indonesia dan AS yang saling menguntungkan.

"Indonesia siap perluas dan perkuat kerja sama yang saling menguntungkan dengan Amerika Serikat di berbagai bidang," kata Menlu Retno, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kunjungan kehormatan Menlu RI kepada Wakil Presiden AS dilakukan untuk menindaklanjuti hasil kunjungan Wapres Pence ke Jakarta pada 20-21 April.

Dalam kunjungan Menlu tersebut, salah satu hal penting yang menjadi komitmen tindak lanjut pertemuan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Pence adalah penjajakan mekanisme bilateral dalam bidang perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan bagi Indonesia dan Amerika Serikat.

"Hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat bersifat saling melengkapi sehingga potensi pengembangan kerja sama perdagangan di antara kedua negara sangat terbuka lebar," ujar Menlu.

Bagi Indonesia, Amerika Serikat adalah salah satu pangsa pasar terbesar bagi produk ekspor Indonesia dengan nilai 15,68 miliar dolar AS pada 2016.

Sementara itu, Indonesia dengan 250 juta penduduk dan jumlah kelas menengah yang terus bertambah adalah pasar besar bagi produk Amerika.

Amerika Serikat merupakan mitra dagang Indonesia terbesar ke-4. Pada 2016, nilai perdagangan bilateral Indonesia-AS tercatat sebesar 23,4 miliar dolar AS.

Selain itu, nilai investasi asing dari Amerika Serikat adalah terbesar ke-6 di Indonesia, dengan nilai investasi 1,16 miliar dolar AS yang tersebar dalam 540 proyek pada 2016.

Terkait perkembangan di kawasan, Menlu RI dan Wapres AS membahas mengenai situasi di semenanjung Korea yang sedang memanas.

Menlu RI menilai bahwa Amerika Serikat harus terus memberikan kontribusi konstruktif bagi upaya untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan mengingat situasi terkini yang berkembang di Semenanjung Korea.

"Tidak ada negara yang diuntungkan jika konflik terjadi di kawasan kita. Tidak ada pilihan lain bagi semua negara kecuali harus menahan diri dan tidak melakukan tindakan provokasi sekecil apapun," ujar Retno.


Baca juga: (RI-AS bahas kerja sama penanggulangan terorisme)

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017