Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial meluncurkan aplikasi sistem informasi manajemen bencana berbasis Geographic Information System (GIS) sebagai terobosan baru dalam penanggulangan bencana khususnya bidang perlindungan sosial.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu, menilai hal tersebut diperlukan untuk mengintegrasikan sistem kebencanaan yang ada sehingga terjadi akselerasi penanggulangan bencana secara cepat dan tepat khususnya dalam respons darurat bencana.

Dalam aplikasi tersebut, seluruh sistem informasi seperti logistik, personel relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana), kendaraan siaga bencana, prakiraan cuaca dan peta kerawanan bencana diintegrasikan dalam suatu dashboard dengan fitur tracking terhadap relawan Tagana yang berada di lapangan.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengatakan, tujuan pengembangan aplikasi GIS tersebut adalah untuk mempercepat dan memudahkan akses terhadap kaji cepat data, analisa kebutuhan, pengambilan keputusan komando darurat dan publikasi dari suatu kejadian bencana.

"Harapannya dengan pengembangan aplikasi ini nantinya tugas-tugas penanggulangan bencana yang diemban Kementerian Sosial RI akan menjadi lebih cepat, akurat, efektif dan efisien guna pengurangan risiko terhadap bencana yang terjadi," kata Harry lagi.

Kementerian Sosial hari ini menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana dengan Dinas Sosial seluruh indonesia di Hotel All Seasons, Jakarta.

Rapat koordinasi menjadi hal yang strategis dalam rangka konsolidasi untuk akselerasi perlindungan sosial korban bencana.

Para perwakilan Dinas Sosial se-Indonesia sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Kemensos RI dalam integrasi sistem penanggulangan bencana, sehingga nantinya pelayanan kepada korban bencana bisa sangat cepat dan tepat.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017