Paris, Prancis, (ANTARA News) - Calon tengah Emmanuel Macron pada Ahad (7/5) diperkirakan menang dalam pemilihan presiden Prancis, dan mengalahkan pesaingnya dari sayap-kanan Marine Le Pen, demikian proyeksi lembaga angket yang dikeluarkan setelah pemungutan suara.

Perkiraan perusahaan penelitian Elabe untuk acara BFMTV memperlihatkan Macron menang dalam pemilihan tersebut dengan mengantungi 65,9 persen suara, sementara Le Pen memperoleh 34,1 persen.

Perkiraan lain juga menunjukkan Macron mengumpulkan antara 65 dan 66,1 persen suara, sedangkan Le pen mendapat antara 33,9 persen dan 35 persen.

Hasil itu akan membuat mantan menteri ekonomi yang berusia 39 tahun tersebut menjadi presiden kedelapan Republik Kelima Prancis, dan presiden termuda yang dimiliki negeri itu.

Dalam pidato pertama yang disampaikannya setelah proyeksi kemenangannya, Macron, sebagaimana diberitakan Xinhui, menyampaikan "terima kasihnya yang sangat besar" kepada pendukungnya. Ia berjanji akan "meredakan kekhawatiran" dan "akan menyatukan semua rakyat Prancis".

"Sungguh kehormatan besar dan juga tanggung-jawab besar," katanya. Ia berjanji akan melindungi "orang yang paling rentan" dan memerangi "semua bentuk ketidak-setaraan serta diskriminasi".

"Saya akan melayani atas nama anda semua dengan kerendahan hati, dengan pengabdian, dengan tekad kuat," kata Macron.

Ia menyatakan ia mengetahui perpecahan di negeri itu, dan menambahkan ia memiliki tanggung-jawab untuk mendengarkan semua orang Prancis.

Mengenai Eropa, Macron mengatakan ia akan bekerja untuk membangun kembali hubungan antara Eropa dan rakyat yang membentuknya.

Selain itu, katanya, Prancis adalah ujung tombak perang melawan terorisme, baik di wilayahnya maupun di tingkat internasional.

Massa pendukung Macron yang gembira berkumpul di luar Louvre Museum di Paris Tengah untuk melakukan serangkaian program.

Sementara itu Le Pen berpidato di hadapan pendukungnya tak lama setelah disiarkannya proyeksi kemenangan Macron. Ia mengakui kekalahannya dalam pemilihan tersebut dan mengatakan, "Prancis telah memilih kesinambungan."

Wanita politikus itu mengucapkan selamat kepada Macron karena menang dalam pemilihan presiden tersebut, dan berharap ia berhasil dalam menghadapi "tantangan sangat besar yang akan datang".

Mengenai pemilihan anggota Dewan Legislatif pada Juni, Le Pen berjanji akan "membentuk kekuatan politik baru" dan menyeru "semua patriot" agar bergabung dengannya.

Meskipun Le Pen kalah, hasil tersebut juga membuat rekor buat Partai Front Nasional pimpinan Le Pen, yang berhaluan kanan-jauh.

Ayahnya dan pendiri Front Nasional Jean-Marie Le Pen lolos ke pusatan kedua pemilihan presiden pada 2002, tapi kalah dari Jacques Chirac dengan selisih besar 17,8 berbanding 82,2 persen suara.

Francois Hollande, yang masa tugasnya berakhir, menelepon Macron dan mengucapkan selamat atas kemenangannya. Ia mengatakan itu menandai komitmen rakyat Prancis buat Uni Eropa, dan keterbukaan Prancis buat dunia.

(C003)


Baca juga: (Setelah debat, Macron favorit terkuat presiden Prancis)

Baca juga: (Ucapan selamat mengalir kepada Macron)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017