Jakarta (ANTARA News) - Dua atlet paralayang Indonesia menembus peringkat 20 besar dalam putaran empat Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antar-Negara (WPAC) FAI IX 2017 di Vlora, Albania.

Berdasarkan laman resmi turnamen yang digelar 5-14 Mei 2017 yang dipantau di Jakarta, Selasa, dua atlet paragliding Indonesia yang masuk 20 besar adalah Darumaka Rajasa di urutan lima dan Permadi Chandra di peringkat 17 dengan mengumpulkan poin 11.

Darumaka berhasil mengumpulkan poin lima dengan rincian dua angka di putaran pertama dan tiga angka di putaran dua, sedangkan di putaran tiga dan empat, atlet asal Sumedang, Jawa Barat ini mencatatkan nilai sempurna yaitu angka nol.

Sementara itu Permadi berhasil menduduki peringkat 17 berkat dulangan poin sempurna di tiga putaran awal, namun atlet Jawa Timur tersebut gagal mempertahankan tren positifnya di putaran empat setelah hanya mengumpulkan poin 10.

Turnamen yang rencananya dilangsungkan hingga 17 putaran itu, Selasa ini mempertandingkan putaran kelima sejak pukul 10:00 waktu setempat atau 15:00 WIB.

Manajer tim Indonesia dalam kejuaraan dunia ketepatan mendarat itu, Djoko Bisowarno belum bisa dimintai keterangan mengenai kelanjutan wakil-wakil Merah Putih melalui putaran kelima kejuaraan serta terkait kondisi alam di negara tersebut.

Sebelumnya, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dalam keterangan resminya menyebutkan Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat kali ini memiliki keunikan dengan lokasi lepas landas yang berada 690 meter di atas permukaan laut di lereng Shasicha, pegunungan Vlora. Sedangkan lokasi pendaratan di pantai yang membentang sepanjang jalan raya.

Meski di tempat lepas landas angin cukup lembut, 5-15 km/jam, angin pantai yang cenderung mengarah ke laut di sore hari, menjadi kendala tersendiri bagi para atlet jika tidak cermat melakukan perhitungan jelang mendarat yang akan mudah terlempar dari titik nol, bahkan keluar dari lingkaran besar.

Meski cuaca tidak sedingin Serbia ketika Seri dua kejuaraan tahunan perorangan Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (PGAWC) pada April lalu, yang mencapai di bawah 10 derajat Celcius, cuaca di sana sempat bisa dengan cepat berubah seperti ketika putaran dua yang turun mencapai 13 derajat Celcius dibanding 20 derajat saat siang hari.

"Tanpa disadari tahu-tahu kami terkena flu," ujar Darumaka, atlet paralayang paling berpengalaman di timnas Indonesia.

Hingga saat ini Indonesia yang baru bisa menempatkan dua dari tujuh wakilnya di urutan 20 besar, masih kalah mentereng dari dua wakil benua Asia lainnya yakni Thailand dengan empat atlet dan China yang menempatkan tiga atletnya.

Adapun hasil tujuh atlet paralayang Indonesia dan beberapa atlet perwakilan negara lainnya di WPAC FAI IX Albania 2017, hingga putaran 4 adalah:

Kelas Umum:

1. Anton Svolisak (Slovenia) : 0

2. Goran Djurkovic (Serbia) : 4

2. Zhu Zhifeng (China) : 4

2. Tanapat Luangiam (Thailand) : 4

5. Wang Jianwei (China) : 5

5. Darumaka Rajasa (Indonesia) : 5

5. Jirasak Witeetham (Thailand) : 5

-

10. Lim Moonseob (Korea Selatan) : 8

10. Wu Yong (China) : 8

-

15. Nunnapat Phuchong (Thailand) : 9

17. Mongkut Preecha (Thailand) : 10

17. Permadi Chandra (Indonesia) : 10

19. Borjan Jovanoski (Makedonia) : 11

-

-

30. Irvan Winarya (Indonesia) : 16

-

38. Rika Wijayanti (Indonesia/Putri) : 26

-

47. Ike Ayu Wulandari (Indonesia/Putri) : 51

-

54. Aris Afriansyah (Indonesia) : 60

-

-

142. Jafro Megawanto (Indonesia) : 1013

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017