London (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Bagas Hapsoro, beserta istrinya, Sumaningsih Hapsoro, mengadakan jamuan makan malam untuk Raja Swedia, Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia, dan rombongan Kerajaan Swedia, di Wisma Duta, di Liding, Stockholm, Senin malam waktu Swedia.

Wisma Duta itu terletak di suatu pulau kecil tersendiri, di dalam Stockholm. Ada belasan pulau kecil di dalam Stockholm yang berada di suatu teluk, dan pulau di mana Wisma Duta itu berada merupakan kawasan elit.

Jamuan makan malam itu terjadi atas permintaan raja Swedia untuk dapat mengenal Indonesia lebih jauh sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 22-24 Mei mendatang, demikian disampaikan Hapsoro, Rabu.

Mengawali acara jamuan makan malam, dia menyampaikan sambutan selamat datang kepada raja dan ratu Swedia. Ini adalah kunjungan perdana raja dan ratu Swedia ke Wisma Duta sejak hubungan diplomatik Indonesia-Swedia terjalin pada 1952.

Hapsoro menyebutkan kunjungan kenegaraan Raja Carl XVI Gustaf ke Indonesia merupakan momentum penting untuk meningkatkan kerjasama bilateral di bidang ekonomi, pendidikan dan riset, energi, lingkungan, dan pertahanan. 

Selama berkunjung ke Indonesia diharapkan raja dan ratu Swedia dapat mengenal Indonesia lebih dekat lagi baik secara budaya, keindahan alamnya dan keramah tamahan penduduk.

Menutup sambutannya, dia mengajak raja, ratu dan seluruh yang hadir untuk bersulang bagi kesejahteraan kedua bangsa dan kemajuan kerjasama Indonesia dan Swedia serta kesuksesan kunjungan kenegaraan raja ke Indonesia.

Sementara itu Raja Carl XVI Gustaf dalam sambutan balasannya menegaskan pandangannya mengenai Indonesia sebagai negara yang besar, kaya akan budaya dan keindahan alam serta memiliki arti yang penting bagi Swedia.

Dia katakan, Indonesia merupakan contoh negara berkembang yang sukses menuju emerging economy. Selain sumber daya alam mempunyai nilai tinggi, keragaman masyarakat menarik dipelajari.

Raja beberapa kali berkunjung ke Indonesia sebelumnya. Baik dalam sebagai ketua kehormatan Pramuka Dunia pada 2013 atau dalam rangka berlibur ke salah satu pulau di Indonesia. 

Tetapi kunjungan kali ini selain akan membicarakan masalah ekonomi, juga masalah sosial.Raja menyampaikan ia tertarik pada isu lingkungan yang menjadi kepedulian dia, selain managemen kehutanan, dan kepramukaan.

Selama acara jamuan, pembicaraan juga menyinggung mengenai potensi kerjasama di bidang energi terbarukan, ITC serta managemen hutan.

Khusus kerjasama di bidang managemen hutan, raja Swedia sangat antusias sekiranya Indonesia dan Swedia dapat menjalin kerjasama di bidang itu. 

Disadari hutan menyumbangkan kontribusi yang sangat besar bagi ekonomi baik bagi Indonesia maupun Swedia. Raja dan ratu Swedia memiliki ketertarikan khusus terhadap hutan di Kalimantan serta orang utan. Disampaikan raja dan ratu Swedia ingin berkunjung ke Kebun Raya Bogor.

Raja dan ratu dan seluruh delegasi menikmati sajian makanan tradisional Indonesia yang terdiri atas sup binte biluhuta, sate lilit, lumpia basah, tumpeng nasi kuning, rendang, ikan cod bumbu bali, sambel goreng kering kentang.

Jamuan makan malam itu diakhiri makanan penutup lapis legit, dadar gulung serta kopi Sumatra Gayo yang disiapkan koki dari Wisma Indonesia di Belanda, I Made Suharta, dengan hiburan tari Cendrawasih dan tari Kaca-Kaca oleh Ina Dance Group.

Pada kesempatan itu juga diperlihatkan beragam koleksi batik tulis dan tenun Nusantara yang mendapat apresiasi dari raja dan ratu Swedia. 

Sebelum mengakhiri acara jamuan makan malam yang berlangsung kurang lebih 3,5 jam, Hapsoro menyampaikan kenang-kenangan berupa buku kumpulan foto mengenai 34 provinsi Indonesia berjudul Indonesia: A World of Treasures, karya travel fotografer terkemuka Indonesia, Ebbie Vebri Adrian. Sementara itu, Ratu Silvia, mendapat cinderamata berupa selendang batik tulis sutra.

Ketertarikan Raja dan Ratu akan budaya dan keindahan alam Indonesia yang sangat tinggi dapat memberikan gambaran yang sangat positif bagi pariwisata Indonesia. Raja dan ratu Swedia merupakan simbol dan ikon yang berpengaruh bukan hanya di Swedia tetapi juga di kawasan Nordik secara keseluruhan. 

Oleh karena itu, pemberitaan mengenai kunjungan kenegaraan raja dan ratu Swedia ke Indonesia akan mendapat perhatian yang cukup besar di kalangan masyarakat Swedia dan juga Nordic.

Kehadiran raja dan ratu Swedia ke Wisma Duta didampingi staf dan kepala Rumah Tangga Kerajaan Swedia, Kepala Staf Militer Kerajaan Swedia, Haakan Petersson, Kepala Pendamping Ratu Silvia, Baroness Christina Von Schweringen, Countess Anna Hamilton, Ajudan Raja, Lieutenant-Colonel Carl Magnus-Svensson, Direktur Komunikasi Raja, Margareta Thorgren, dan kepala Protokol Kementerian Luar Negeri Swedia.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017