Saya berharap kiranya kita dapat bersama-sama membangun rasa kebangsaan dengan sikap saling menghargai, mengedepankan, dan mengembangkan nilai cinta kasih di dalam masyarakat yang majemuk
Magelang (ANTARA News) - Keragaman yang ada di masyarakat adalah aset untuk memperkuat hubungan antarumat beragama, kata Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kementerian Agama, Supriyadi.

Supriyadi di Magelang, Kamis, mengatakan dengan pemahaman kebijaksanaan yang baik masyarakat menjadi semakin dewasa dalam memahami wawasan kebangsaan yang multikultural.

Ia mengatakan hal tersebut dalam sambutan perayaan Tri Suci Waisak 2561 BE/2017 di pelataran barat Candi Borobudur.

"Saya berharap kiranya kita dapat bersama-sama membangun rasa kebangsaan dengan sikap saling menghargai, mengedepankan, dan mengembangkan nilai cinta kasih di dalam masyarakat yang majemuk," katanya.

Ia menuturkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berketuhanan Yang Maha Esa setiap agama mendapatkan ruang yang sama untuk berkembang secara alami.

Ia menyampaikan, perlu disadari bahwa setiap agama bertujuan memberikan kebahagian dan kesejahteraan umat manusia, namun demikian tidak dapat dipungkiri persoalan masih juga dapat terjadi.

Upaya yang dapat dilakukan, katanya, dengan menekankan pelaksanaan Buddha karma di dalam hidup. Sang Buddha telah mengajarkan tentang penghargaan kepada makhluk hidup lain. Sebagaimana diajarkan, jika seseorang menghargai hidupnya sendiri dia harus menjaganya baik-baik dan hidup secara lurus dan oleh karena itu tidak ada yang lebih berharga bagi hidup manusia dari pada hidupnya sendiri.

"Oleh karena itu dia pun harus menghargai hidup orang lain sebagaimana hidupnya sendiri," katanya.

Menurut dia dalam menghadapi berbagai persoalan sosial di masyarakat hendaknya setiap orang disadarkan dalam kepentingan sosial dan kepekaan terhadap lingkungan, karena orang yang memperhatikan kepentingan orang lain, di samping kepentingannya sendiri adalah yang terbaik.

"Inilah wujud nyata dari kebijaksanaan yang diharapkan menjadi tema besar Waisak tahun 2017," katanya.

Ia mengatakan perlu menjadi perhatian bersama bahwa segala permasalahan yang terjadi perlu disikapi dengan bijak, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki cara pandang dan cara pikir masyarakat. Berpikir yang mengutamakan kebencian dan kekilafan batin menjadi sumber dalam segala bentuk permasalahan.

Ia menuturkan perbaikan cara berpikir seperti itu merupakan kunci kedamaian karena apabila setiap orang benar cara berpikirnya maka keluarganya akan benar pula. Bila keluarganya benar cara berpikirnya maka masyarakat akan tenteram dan damai dan jika masyarakat terbebas dari ketamakan, kebencian maka bangsa dan negara akan menjadi tenteram dan damai.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017