Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (Persani) akan mengevaluasi hasil tiga medali perunggu Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 demi peningkatan prestasi SEA Games 2017 yang akan berlangsung di Malaysia, pada 19-30 Agustus.

"Atlet-atlet nomor artistik kami telah tampil dengan gerakan-gerakan baru dalam ISG 2017. Para pelatih akan evaluasi elemen gerakan dan menambah gerakan lagi agar meraih medali SEA Games," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Persani Dian Arifin di Baku, Azerbaijan, dalam pesan singkat kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Indonesia meraih tiga medali perunggu dari cabang senam dalam ISG 2017 yaitu pada nomor artistik mens vault atas nama Muhammad Afrizal dan artistik womens vault Rifda Irfanaluthfi.

Kemudian, satu medali perunggu pada nomor artistik womens team atas nama Armartiani, Tazsa Devira, dan Rifda Irfanaluthfi.

"Pada nomor ritmik, Persani memberikan kesempatan hanya kepada satu atlet termuda dari tiga atlet yang telah diusulkan," kata Dian.

Dian mengatakan Azerbaijan sangat menghargai Indonesia dan menilai penampilan atlet-atlet senam Indonesia bagus baik pada nomor artistik putra, artistik putri, serta nomor ritmik.

Persani mengirim tujuh atlet dalam kejuaraan multi-cabang olahraga antara negara-negara Islam itu. Mereka adalah Audi Ashari Arif, Agung Suci Tantio Akbar, dan Muhamad Aprizal pada nomor artistik putra.

Pada nomor artistik putri, PB Persani mengikutsertakan Rifda Irfanaluthfi, Tazsa Miranda Devira, dan Arnartiani, sedangkan pada nomor ritmik, Persani hanya mengirim Wahyu Yolanda Putri.

Kontingen Indonesia dalam Islamic Solidarity Games 2017 terdiri atas 65 atlet putra, 40 atlet putri, dan 42 ofisial, termasuk pelatih.

Kontingen Merah Putih mengikuti 13 cabang olahraga, yaitu atletik, angkat besi, basket 3x3, judo, karate, loncat indah, menembak, para atletik, polo air, renang, senam, taekwondo, dan wushu.

Ketua kontingen Indonesia dalam ISG 2017 Alex Noerdin mengatakan bahwa Indonesia membidik peringkat lima besar dalam kejuaraan antarnegara Islam itu, menyusul kondisi iklim yang berbeda dengan Tanah Air.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017