Beijing (ANTARA News) - Setelah mendapat reaksi publik atas dugaan menerima bayaran tertinggi di dunia dalam karier profesionalnya, striker berkebangsaan Argentina Ezequiel Ivan Lavezzi kembali menjadi perbincangan hangat di dunia maya.

Namun, kali ini yang ramai dibicarakan di sosial media di China bukan terkait hal yang positif tentangnya. Kejadian itu bermula pada 12 Mei lalu saat wartawan sepak bola Mark Dreyer mengunggah foto Levezzi di akun Twitternya.

Foto tersebut menunjukkan Lavezzi menarik kedua sudut matanya hingga membentuk "mata sipit", demikian laporan Peoples Daily di Beijing, Selasa.

Meskipun tidak dipublikasikan secara resmi, tindakan berbau rasisme tersebut memicu reaksi keras di China.

Kemudian, Lavezzi dan klub sepak bolanya di China, Hebei Fortune, mengeluarkan pernyataan di Weibo.

Pernyataan tersebut berisi permintaan maaf dan penjelasan Lavezzi atas gestur yang dimaksudkan untuk lucu-lucuan.

"Saya meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat dan penggemar sepak bola China," tulis Lavezzi dalam bahasa Spanyol dan Mandarin.

Dia mengungkapkan bahwa foto tersebut atas permintaan Liga Super China dan dia bersedia melakukannya.

"Saya tidak bermaksud melukai, apalagi berniat menghina etnis China," ujar Lavezzi dalam pernyataannya.

Dia mengaku sangat senang bisa bermain di klub sepak bola Hebei dan menikmati kehidupan di China karena dia merasa masyarakat setempat sangat bersahabat.

Pihak manajemen klub tersebut menambahkan bahwa Lavezzi berpose dengan mimik lucu atas permintaan fotografer dan tidak bermaksud untuk mengolok-olok siapa pun.

Klub Hebei Fortune mendesak agar foto tersebut tidak dipublikasikan secara resmi dan tidak digunakan untuk promosi.

Sayangnya permintaan maaf itu tidak berhasil menenangkan situasi jurnalisme warga di China.

"Kenapa dia harus berpose seperti itu kalau sekadar untuk lucu-lucuan?" tulis seorang netizen di Weibo.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017