Jakarta, 18 Mei 2017 (Antara) – Indonesia berpeluang untuk mengembangkan industri telekomunikasi di Suriname dan beberapa negara Amerika Selatan lainnya. Peluang ini dikarenakan, industri telekomunikasi di Suriname belum berkembang maksimal. Menurut Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada dua kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia, layer (lapisan) pertama adalah di bidang infrastruktur, dan layer berikutnya di bidang aplikasi dan konten.

“Dari segi infrastruktur, operator telekomunikasi kita bisa mengembangkan bisnisnya di Suriname. Sedangkan di bidang aplikasi dan konten, kita bisa mengembangakan aplikasi dan konten yang sudah kita buat di Indonesia seperti aplikasi untuk rumah sakit, universitas, UKM, hingga finansial dan teknologi,” katanya kepada Antara di sela-sela pertemuan bisnis Indonesia dan Suriname di kantor Kominfo, Jakarta, pada Kamis (18/5).

Ismail menambahkan, saat ini Suriname juga ingin menjadi broadband country. Mereka bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh Indonesia. “Untuk hal ini, kita bisa masuk di fixed broadband dan mobile broadband,” lanjutnya.

Dengan masuknya industri telekomunikasi Indonesia di Suriname, Indonesia berpeluang menjangkau negara-negara Amerika Selatan yang bersebalahan dengan Suriname. “Salah satu caranya adalah, dengan menjadikan Suriname sebagai hub (pusat) untuk telekomunikasi di sana. Perlu diketahui, telekomunikasi mereka masih berpusat di luar, sehingga mereka sangat berkeinginan untuk mengembangkan industri ini di negara sendiri,” katanya.

Kominfo juga memfasilitasi pertemuan dengan beberapa industri di bidang telekomunikasi baik untuk infrastruktur, jasa, dan manufaktur. “Seperti yang kami lakukan hari ini, kami mengundang Polytron agar pihak Suriname bisa melihat cara produksi komponen untuk telekomunikasi,” katanya.

Menurut Samuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, kerja sama Indonesia dan Suriname merupakan kerja sama yang unik. Selain peluang bisnis tersebut, Indonesia dan Suriname mempunyai kedekatan emosi yang lekat. “Nenek moyang mereka datang dari Jawa, sehingga mereka sangat bangga dengan Indonesia,” katanya.

Ini merupakan pertemuan kedua Indonesia – Suriname yang digelar di Jakarta, yang sebelumnya dilakukan di kantor Kadin. Namun, untuk pembahasan mengenai ICT (informasi dan komunikasi teknologi), baru digelar pertama kali di kantor Kominfo. Selain perwakilan industri telekomunikasi Indonesia – Suriname, hadir pula  Asisten Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Bagya Mulyanto.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017