Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Suriname akan meningkatkan kerja sama di sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang diharapkan dapat memperluas pasar ekspor produk Indonesia ke negara-negara di Amerika Selatan, karena bersebelahan dengan Suriname.

 

“Suriname bisa menjadi hub untuk ekspor produk Indonesia ke Amerika. Misalnya, produk furnitur yang banyak diminati pasar di sana,” kata Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.




Apalagi, lanjut Gati, di Suriname banyak bahan baku kayu, diharapkan industri furnitur Indonesia bisa ekspansi ke Surinam




Gati menyampaikan hal itu saat melakukan pertemuan dengan para pengusaha Suriname di Jakarta.

 

Delegasi pengusaha Suriname yang hadir bersama Duta Besar Indonesia untuk Suriname Dominicus Supratikto, antara lain CEO Phamport N.V. dan Presiden Komisaris Trustbank N.V. James Rasam, Direktur Utama TV Garuda Suriname Cindy Radji, Komisaris Utama Finabank Sonny Kertoidjojo, Direktur Athen N.V. Steven Tjang-A-Sjin, dan Direktur Utama Wahida N.V. Marciano Dasai.

 

Menurut Gati, pemerintah Indonesia tengah memberikan perhatian lebih kepada pengembangan IKM sebagai upaya mendorong program prioritas tahun ini dalam pemerataan pembangunan ekonomi. 




Dalam hal ini, Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah produk lokal menembus pasar global.

 

“Dalam memperkuat kualitas produk IKM termasuk yang tergabung dalam e-Smart IKM, kami akan melakukan serangkaian pembinaan bagi IKM dalam negeri melalui fasilitasi penguatan sumber daya manusia dengan program kegiatan bimbingan teknis, pendampingan dan sertifikasi,” paparnya. 




Selain itu, juga dilakukan pemberian bantuan mesin dan peralatan, peningkatan kemampuan Unit Pelayanan Teknis, serta penumbuhan wirausaha baru IKM.

 

Sebelumnya, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menyatakan, program e-smart IKM merupakan salah satu upaya memperluas pasar di dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0.




“Pemanfaatan teknologi digital dapat memacu produktivitas dan daya saing bagi IKM sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM,” tuturnya.

 

Dubes Supratikto menyampaikan, banyak potensi IKM di Suriname yang bisa dikembangkan sehingga perlu kerja sama dengan Indonesia yang juga sedang fokus meningkatkan daya saing di sektor tersebut. 




“Kami membutuhkan tenaga ahli dari Indonesia yang bisa melatih pelaku IKM di Suriname agar makin produktif dan hasilnya berkualitas,” tuturnya.

 

Dia menambahkan, Suriname memiliki pameran rutin tahunan yang bertajuk Indofair, yang selama ini menjadi ajang untuk menampilkan produk-produk dan berbagai kesenian tradisional Indonesia. 




Kegiatan ini digelar selama enam minggu melalui kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suriname dan Komunitas Masyarakat Jawa Suriname atau Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie (VHJI).

 

Sementara itu, James Rasam yang mewakili pihak perbankan Suriname mengatakan, Trustbank telah bermitra dengan beberapa bank dan organisasi perbankan Islam di seluruh dunia. 




“Kami mengadopsi sistem baru dari perbankan syariah. Kami mendukung IKM kedua negara untuk kerja sama,” ujarnya.

 

Dia berharap, kerja sama bilateral nanti sekaligus akan mendorong generasi muda untuk menekuni bisnis startup di semua sektor industri. 




“Jadi tidak hanya misi budaya ke Suriname, Indonesia juga bisa membawa industrial mission agar hubungan kedua negara semakin lebih dekat,” imbuhnya.

 

Dari pertemuan tersebut, beberapa pengusaha Suriname menyatakan minat untuk bermitra dengan pengusaha Indonesia dalam mengembangkan IKM makanan dan kerajinan di Suriname.  




Mereka ingin mengetahui bahan baku dan teknologi yang digunakan oleh pengusaha di Indonesia. Bahkan, TV Garuda Suriname telah bekerja sama dengan J-TV (TV lokal di Surabaya) untuk penayangan program kesenian Jawa karena Suriname memiliki komunitas keturunan Jawa terbesar di Amerika Selatan.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017