Milan (ANTARA News) - Tim penyelamat mengamankan 2.121 pengungsi dari kapal-kapal yang mengangkut mereka di Laut Tengah pada Jumat dan Sabtu, serta menemukan satu mayat, kata penjaga pantai Italia.

Lebih dari 45.000 orang tiba di Italia dengan menggunakan kapal yang berangkat dari Afrika Utara tahun ini, naik lebih dari 40 persen dari yang periode yang sama pada tahun 2016, dan 1.222 orang diketahui telah tewas di persimpangan berbahaya tersebut, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Operasi penyelamatan melibatkan dua kapal yang dioperasikan oleh organisasi non-pemerintah (LSM) Sea Eye dan Jugend Rettet serta kapal Spanyol yang berpartisipasi dalam misi EUNAVFOR UE di laut tengah, kata para penjaga pantai.

Penjaga pantai tidak memberi rincian tentang para pengungsi tersebut.

Sebagian besar pengungsi yang masuk malalui jaur laut yang tiba di Italia berasal dari Sub Sahara Afrika atau Bangladesh dengan membayar penyelundup yang berada di Libya.

Pekan lalu, sekitar 20 pengungsi tewas sesudah mempertaruhkan nyawa dengan menyeberangi Laut Tengah, menurut badan PBB urusan pengungsi, mengutip kesaksian korban selamat, yang tiba di Italia.

Tujuh pria ditemukan tewas saat penyelamatan pada Sabtu itu, namun penyintas, yang berhasil mencapai Trapani di Sisilia, mengatakan bahwa 13 orang hilang di laut, kata juru bicara UNHCR Carlotta Sami.

Di antara pengungsi dilaporkan hilang terdapat anak kecil, beberapa lagi adalah wanita asal Nigeria, pria dari Pantai Gading dan mungkin pria lain dari Bangladesh, kata Sami.

Kejadian pada Sabtu pekan lalu di jalur terpendek menuju Eropa dari Afrika itu adalah peristiwa terbaru dalam beberapa catatan suram yang menurut IOM terhitung telah menewaskan lebih dari 1.200 orang sepanjang tahun ini.

Pemerintah Libya yang didukung PBB. meminta bantuan untuk mengamankan wilayah selatannya yang kacau, Jerman dan Italia telah meminta komitmen Uni Eropa yang lebih besar untuk menstabilkan kawasan ini.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017