Sampang (ANTARA News) - Sedikitnya 79 orang siswa SMP dari sejumlah lembaga pendidikan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur berhenti sekolah, karena menikah di usia dini.

"Jumlah siswa SMP yang berhenti sekolah karena alasan menikah ini kami ketahui berdasarkan laporan panitia penyelenggara ujian nasional beberapa waktu lalu," kata Kasi Kurikulum Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang Amir Sholeh di Sampang, Selasa.

Selain karena menikah di usia dini, sebagian di antara 79 siswa yang resmi berhenti dan tidak mengikuti ujian nasional tahun ini, karena ikut orang tuanya bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Tapi ada juga yang berhenti karena belajar di pondok pesantren," ujar Amir Sholeh.

Ia menjelaskan, umumnya, siswa SMP yang berhenti dan tidak mengikuti ujian nasional itu dari wilayah utara Sampang. Antara lain dari Kecamatan Kedungdung dan Kecamatan Ketapang, Sampang.

"Kebanyakan mereka yang belajar di sekolah swasta. Tapi ada juga siswa SMP negeri," katanya, menerangkan.

Amir Sholeh lebih lanjut mengatakan, peran unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan di tingkat kecamatan kedepan perlu ditingkatkan, agar kasus serupa tidak terulang lagi.

"Memang berhenti sekolah untuk menikah itu hak mereka. Tapi memberikan pengertian kepada orang tua siswa bahwa pendidikan itu penting juga menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk guru, petugas UPT dan para tokoh agama," ucap Amir.

"Kalau berhenti dan melanjutkan pendidikan di pondok pesantren tidak menjadi persoalan, karena di sana juga belajar dan sekolah formal. Tapi yang menikah belum saatnya, ini yang harus diperhatikan," katanya, menambahkan.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sampang jumlah siswa SMP peserta ujian nasional 2017 sebanyak 8.965 orang siswa dengan jumlah siswa MTs sebanyak 6.261 orang siswa, sehingga total jumlah peserta UN untuk SMP dan MTs sebanyak 15.226.

Namun dari jumlah itu, hanya sebanyak 15.147 orang siswa yang mengikuti ujian, karena 79 di antara berhenti.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017