Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah DIY menyatakan tidak menutup kemungkinan untuk menggratiskan tarif bagi penyandang disabilitas saat naik moda transportasi umum perkotaan, khususnya Transjogja.

"Saya kira hal itu sangat dimungkinkan. Apalagi, konsep Transjogja adalah untuk pelayanan transportasi, bukan hanya untuk memperoleh keuntungan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DIY di sela pertemuan Komite Disabilitas DIY di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Pemerintah DIY akan menindaklanjuti kemungkinan tersebut bersama dengan operator bus Transjogja yaitu PT Anindya Mitra Internasional (AMI) untuk proses penghitungan biayanya.

"Saya kira, menggratiskan Transjogja untuk penyandang disabilitas tidak akan merugikan perusahaan. Selama ini, bus Transjogja tetap beroperasi sesuai rutenya, baik ada penumpang atau tidak ada penumpang," katanya.

Usulan untuk menggratiskan tarif Transjogja bagi penyandang disabilitas tersebut disampaikan oleh salah satu penyandang disabilitas tunarungu Wahyu Triwibowo. Usulan tersebut berkaca dari rencana Trans Jakarta yang menggratiskan tarif untuk penumpang difabel.

"Kapan Transjogja juga akan menggratiskan tarif untuk penumpang difabel," kata Wahyu yang juga berstatus sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah DIY itu.

Menurut dia, keberadaan moda transportasi umum menjadi salah satu alternatif bagi penyandang disabilitas untuk melakukan mobilisasi karena untuk memperoleh surat izin mengemudi (SIM) D juga cukup sulit.

Sementara itu, Direktur Utama PT AMI selaku operator Transjogja Dyah Puspitasari mengatakan, kebijakan untuk menggratiskan tarif bagi penyandang disabilitas mungkin bisa dilakukan.

"Tidak ada masalah untuk pengecualian seperti itu. Tinggal persetujuan dari Dinas Perhubungan DIY saja," katanya.

Selain gratis, upaya lain yang kini sedang ditempuh pengelola untuk memfasilitasi penyandang disabilitas adalah menyediakan halte yang ramah bagi difabel salah satunya ketersediaan ram untuk pengguna kursi roda.

"Ada beberapa ram yang dinilai curam dan tempatnya sempit. Beberapa halte sudah berubah menjadi halte portabel yang tidak dijaga petugas. Jika tidak ada yang menolong, memang akan menyulitkan difabel," katanya.

Pewarta: Eka Arifa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017