Brussel, London (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, Kamis, pembocoran rahasia pemboman bunuh diri di Manchester kepada media massa yang dinilainya "sangat mengganggu" akan diselidiki.

Pernyataan itu dikeluarkan Trump setelah kepolisian Inggris yang berang berhenti berbagi informasi dengan badan-badan AS.

Perdana Menteri Inggris Theresa May sebelumnya mengatakan bahwa ia akan menyampaikan kepada Trump bahwa kerahasiaan informasi intelijen yang saling dibagikan antara kedua negara harus dijaga.

"Dugaan kebocoran yang datang dari badan-badan pemerintah adalah hal yang sangat mengganggu," kata Trump dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah ia tiba di Brussel untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang juga dihadiri PM May.

"Saya meminta Departemen Kehakiman dan lembaga-lembaga terkait lainnya untuk melakukan peninjauan penuh terhadap masalah ini, dan jika pantas, pelaku (pembocoran) harus diadili berdasarkan hukum yang berlaku."

Salman Abedi, pria berusia 22 tahun dan lahir di Inggris dari orang tua asal Libya, meledakkan diri Senin malam di Manchester Arena setelah pertunjukan digelar oleh penyanyi AS Ariana Grande, yang sebagian besar pemujanya adalah anak-anak dan remaja.

Seorang sumber yang mengetahui proses penyelidikan mengatakan kepada Reuters bahwa Abedi kemungkinan merakit sendiri bomnya atau dengan bantuan seorang kaki tangan. Informasi itu berbeda dengan perkiraan sebelumnya bahwa perakit bom kemungkinan buron.

"Pencarian masih dipusatkan pada para kaki tangan dan jaringan, tapi mungkin saja ia merakit bomnya sendiri," kata sumber.

Serangan Manchester melukai 116 orang, yang 75 di antaranya dirawat di rumah sakit dan 23 lainnya masih berada dalam kondisi kritis, kata otoritas kesehatan setempat seperti dikutip Reuters.

(T008)



Baca juga: (Salman Ramadan Abedi pelaku tunggal Bom Manchester, ini fakta mengejutkannya)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017