Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi "East Asia Summit" (EAS) tentang Penanganan Masalah Sampah Plastik Laut di Bali pada September 2017, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Jumat.

"Marine Plastic Debris (sampah plastik laut) telah menjadi ancaman serius di kawasan Asia Timur dan harus menjadi perhatian dari negara peserta EAS," kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Jose Tavares.

Menurut Jose, Indonesia memandang penting kerja sama di bidang maritim terutama dalam mengatasi sampah plastik laut.

Pada 2015, para kepala negara anggota EAS dalam pernyataan Penguatan Kerja Sama Maritim Regional (Enhancing Regional Maritime Cooperation) di Kuala Lumpur, menyatakan polusi laut telah menjadi salah salah satu permasalahan lintas batas maka masalah tersebut harus ditangani secara efektif demi mencapai pembangunan laut dan perairan yang berkelanjutan.

Pertemuan para pejabat tinggi negara EAS tahun ini membahas berbagai agenda strategis termasuk penguatan mekanisme EAS, isu Laut China Selatan, Semenanjung Korea, terorisme serta integrasi ekonomi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan serta stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan Asia Timur.

Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Indonesia menyampaikan perkembangan positif terkait Laut China Selatan dimana saat ini merupakan momentum yang baik untuk ASEAN dan China mengembangkan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Terkait isu Semenanjung Korea, Indonesia mendorong agar semua pihak melakukan upaya maksimal untuk menahan diri dan menghindari terjadinya peningkatan ketegangan guna menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.


Baca juga: (Sembilan juta sampah plastik dibuang ke laut Indonesia setiap tahun)

Baca juga: (Indonesia bertekad kurangi 70 persen sampah plastik)

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017