Gold Coast, Australia (ANTARA News) - Carrara Sport and Leisure Centre kembali menjadi saksi sebuah peristiwa bersejarah di turnamen bulu tangkis Piala Sudirman.

Setelah tim-tim kuat harus berguguran, bahkan sebelum mencapai partai semifinal, seperti Indonesia yang gugur di fase grup dan Denmark yang merupakan unggulan dua turnamen menyerah di putaran perempat final dari Thailand, rekor juara beruntun milik Cina terpatahkan dalam turnamen edisi tahun 2017.

Negeri Tirai bambu yang telah menjadi juara terbanyak dan berturut-turut sejak 2005, harus menerima kenyataan rekor enam kali juaranya harus terhenti pada tahun ini.

Adalah Korea Selatan yang merupakan unggulan tiga dalam turnamen beregu campuran dalam edisi 2017 mampu menghentikan dominasi Negeri Tirai Bambu.

Mereka mampu menghentikan rekor Cina setelah dalam partai final pada hari Minggu menang tipis 3-2 dalam waktu 4 jam lebih 4 menit.

Perjalanan
Perjalanan kedua tim menuju ke partai final sangat berbeda. Cina hampir tidak mengalami kesulitan sejak pertandingan fase Grup 1A bersama Hong Kong dan Thailand.

Di fase grup, Cina mengalahkan Hong Kong 4-1, kemudian menundukkan Thailand yang merupakan unggulan ketujuh 5-0

Di fase perempat final, Cina tidak mengalami kesulitan saat bertemu India dengan mengalahkan mereka cepat dengan skor 3-0.

Baru di fase semifinal, Cina sedikit mengalami kesulitan saat bersua Jepang yang merupakan unggulan keempat turnamen.

Publik Cina sempat dibuat terkejut kala pasangan ganda campuran nomor satu dunia mereka Zheng Siwei/Chen Qingchen harus menyerah dari duet Jepang berperingkat 22 dunia Yuta Watanabe/Arisa Arisa Higashino 12-21, 21-14, 19-21.

Namun, akhirnya tim negeri Tirai Bambu mampu memenangi pertandingan dengan skor tipis 3-2 dan melaju ke putaran final.

Sementara itu, Korea Selatan memiliki perjalanan yang tidaklah mudah untuk mencapai partai puncak.

Setelah menang di pertandingan perdana fase Grup 1B atas Rusia 4-1, Negeri Ginseng harus menyerah dari Taiwan di pertandingan kedua fase grup dengan skor 2-3.

Akan tetapi, Korea Selatan berhasil membalas kekalahan itu dengan kemenangan 3-1 atas Taiwan saat kedua tim bertemu di fase perempat final.

Di putaran empat besar, Korea Selatan mengalami pertandingan yang relatif lebih mudah kala menghadapi Thailand. Negeri ginseng itu akhirnya bisa menang dengan skor cukup telak 3-1.

Putus Rekor
Rekor Cina sendiri sebenarnya tidak hanya satu kali mengalami putus rekor. Pada tahun 2003, Cina yang berstatus juara bertahan selama empat edisi berturut-turut sejak 1995, juga harus terhenti.

Yang menghentikan sang Raksasa Bulu Tangkis tersebut pada tahun 2003 juga adalah Korea Selatan.

Pada tahun 2017, Cina pantas diunggulkan dengan deretan pemain-pemain kelas dunianya di semua sektor dan teknik permainan tinggi.

Namun, Korea Selatan yang hampir tidak memiliki gaya permainan menyerang dengan tajam, menang dalam pola permainan bertahan yang tidak mudah ditembus.

Dalam pertandingan final itu sendiri, Cina mendapatkan poin melalui peraih medali emas Olimpiade 2016 ganda putri Zhang Nan/Fu Haifeng serta tunggal putra Chen Long. Sementara itu, Korea Selatan mampu mencuri kemenangan lewat tunggal putri Sung Ji Hyun, ganda putri Chang Ye Na/Lee So Hee dan ganda campuran Choi Solgyu/Chae Yoo Jung.

Pihak Korea Selatan menyatakan kemenangan mereka itu seperti keajaiban. Pasalnya, mereka datang dengan ganda putra yang tanpa peringkat dunia.

"Bahkan, kami mendapat pertanyaan bagaimana kami datang ke Piala Sudirman dengan pemain-pemain ini," kata pelatih kepala Korea Kang Kyung Jin.

Akan tetapi, lanjut Kang, mereka justru tampil baik di sepanjang turnamen Piala Sudirman 2017. Walaupun dirinya merupakan pelatih kepala baru sejak 2016, dia dan timnya hanya mencoba untuk terus menyemangati tim dan membakar semangat mereka.

"Saya sendiri memosisikan diri untuk bisa seperti teman, pelatih, orang tua, dan keluarga bagi semua pemain," ujar Kang.

Sementara itu, pihak Cina yang diketahui memiliki pelatih baru setelah mundurya pelatih kepala Li Yongbo menuturkan bahwa persaingan bulu tangkis dewasa ini mengalami perubahan. Kekuatan utama tidak hanya ada pada negara-negara, seperti Cina, Indonesia, Malaysia, Korea ataupun Denmark.

"Ada pengaruhnya perubahan dalam federasi kami, tetapi memang persaingan bulu tangkis kali ini memang makin berat, kami banyak menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat daripada sebelumnya. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kami," kata pelatih sektor tunggal Cina Xia Xuanze.

"Namun, kami menyukai tantangan. Sekarang kami memiliki pelatih kepala di sektor tunggal serta sektor ganda baru Zhang Jun, kami juga banyak pemain baru. Kami akan membutuhkan strategi baru untuk mengembangkan pemain-pemain kami lebih baik di turnamen berikutnya," tutur Xia.

Kemenangan kali ini sendiri bagi Korea Selatan menjadi sebuah hal positif bagi perkembangan bulu tangkis selepas hasil mereka di Olimpiade 2016 yang memang tidak begitu baik dengan hanya berhasil meraih perunggu.

"Kami datang ke sini tanpa menduga bisa menjadi juara. Kemenangan hari ini saya rasa akan menjadi sebuah hal positif bagi perkembangan bulu tangkis di negara kami ke depannya dan menjadi kebanggaan negara kami kembali," ujar Kang Kyung Jin menambahkan.


Baca juga: (Cina perpanjang rekornya jadi finalis Piala Sudirman)

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017