Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyoroti semakin banyaknya perkembangan arus modal yang berasal dari sesama negara berkembang dan hal tersebut perlu diberdayakan lebih besar lagi potensinya.

"Semakin banyak arus modal itu antarnegara berkembang," kata Thomas Lembang ketika ditemui seusai penandatanganan acara MoU BKPM-Standard Chartered Bank di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu.

Kepala BKPM juga mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo adalah terus mencari prospek investasi baru dari berbagai negara investasi nontradisional seperti Rusia, negara-negara di kawasan Timur Tengah dan juga di benua Afrika.

Menurut Thomas, banyak potensi dari kawasan Timur Tengah dan Rusia yang dinilai juga memiliki kemampuan modal yang cukup besar, serta dapat masuk kepada beragam sektor seperti pariwisata, kepelabuhanan, atau bandara.

Kerja sama dengan Standard Chartered, menurut Kepala BKPM, merupakan upaya yang dilakukan pihaknya dalam rangka mengandeng beragam lembaga-lembaga finansial seperti perbankan multinasional.

"Standard Chartered sangat kuat di negara-negara berkembang," kata Thomas Lembong.

Sementara itu, CEO Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menjadi mitra strategis BKPM khususnya dan pemerintahan pada umumnya guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Rino mengemukakan bahwa sebagai grup perbankan internasional yang telah beroperasi selama lebih dari 150 tahun di sejumlah negara, Standard Chartered dapat membantu pemerintah dengan memanfaatkan jaringan global yang dimilikinya.

CEO Standard Chartered Bank Indonesia mencontohkan, grup perbankannya memiliki sejumlah program seperti promosi perdagangan di Taipei pada 14 Juni mendatang.

Selain itu, ujar dia, pihaknya juga bakal membantu menggarap investasi kawasan nontradisional seperti Afrika, di mana Standard Chartered merupakan salah satu bank terbesar yang terdapat di benua tersebut.

(T.M040/S027)


Baca juga: (Kepala BKPM: Peningkatan peringkat investasi permudah tugas)

Baca juga: (BKPM: peringkat layak investasi jadi momentum perbaikan)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017