Jakarta (ANTARA News) - Selebriti Donna Agnesia dan Darius Sinathrya ternyata menerapkan pembatasan akses anak pada media sosial.

Donna mengatakan media sosial anak-anaknya seperti Instagram dan Twitter dikelola seorang admin. Namun dia tak menyebutkan detil siapa admin yang ia maksud.  

"Media sosial anak-anak ada adminnya," ujar dia kepada ANTARA News melalui pesan elektroniknya, Jumat sore.

Unggahan-unggahan yang biasanya muncul dalam setiap media sosial pun sebatas kegiatan Donna dan Darius bersama anak-anak mereka.  

Hal ini nampak dalam akun Instagram dan Twitter milik ketiga buah hatinya, Lionel Nathan Sinathrya Kartoprawiro, Diego Andres Sinathrya dan Quinesha Sabrina Sinatriya, @liodiegosabrina.

Sebelumnya, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh menekankan pentingnya orang tua mengedukasi anak-anak mereka dalam menggunakan media sosial. Hal ini agar mereka bisa bertindak arif dan tidak menyebar kebencian.


Baca juga: KPAI siap beri perlindungan dan rehabilitasi PMA, remaja korban persekusi


Hal senada juga pernah diungkapkan penggiat pendidikan Najeela Shihab dalam sebuah kesempatan. Menurut dia, orang tua harus mempersiapkan diri anak baik secara kognitif, emosional dan sosial sebelum memperbolehkan mereka mengakses internet ataupun media sosial.
 
"Ketika kita sudah melihat anak bisa memakai internet, berarti dia sudah bisa selamat. Padahal, untuk dia bisa memakai alat, sekedar menyalakan, mencari sesuatu, tanpa kesiapan anak secara sosial, emosional dan kognitif, beda banget. Itu butuh persiapan. Sama seperti kita melatih anak bisa naik sepeda, berenang," tutur penggagas kurikulum Keluarga Kita itu.

Baca juga: Anak Anda sudah tergolong cerdas digital? ini ciri-cirinya

Unggahan-unggahan berisi ungkapan kebencian di media sosial belakangan ini muncul dan mengakibatkan sang pengunggah menjadi korban persekusi. Salah satunya seperti dialami remaja berinisial PMA (15). Karena unggahannya yang dianggap menghina salah satu tokoh ormas, sekelompok orang mendatanginya dan diduga melakukan intimidasi.




Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017