Kupang (ANTARA News) - Nilai Tukar Petani (NTP) di Nusa Tenggara Timur bulan Mei 2017 mengalami penurunan dibandingkan April sebesar 0,23 persen.

"Hal itu akibat tingginya kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dibandingkan indeks harga hasil produksi pertanian," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT Maritje Pattiwalapia di Kupang, Sabtu.

Bahkan, kata dia, ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Mei dengan NTP April maka subsektor tanaman padi-palawija mengalami penurunan sebesar 2,13 persen.

Sementara, lanjut dia, subsektor hortikultura mengalami peningkatan sebesar 1,86 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 0,71 persen.

Subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 1,03 persen dan subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,22 persen.

"Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan," katanya.

Berikut fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Mei 2017 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan April 2017 yaitu dari 125,67 menjadi 126,05 atau meningkat sebesar 0,30 persen.

"Besarnya peningkatan pada indeks yang dibayar menjadi penyebab turunnya NTP Mei," katanya.

Sedangkan NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan sebesar 2,13 persen pada Mei 2017.

Hal ini disebabkan karena indeks yang diterima (It) mengalami penurunan sebesar 1,85 persen sedangkan indeks yang dibayar (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen.

Penurunan pada It dipengaruhi oleh penurunan pada semua subkelompok baik padi maupun palawija sebesar 1,81 persen dan 1,87 persen.

Sedangkan naiknya Ib dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen walaupun BPPBM (biaya produksi dan penambahan biaya modal) mengalami penurunan 0,06 persen.

Sementara NTP untuk subsektor hortikultura naik sebesar 1,86 persen pada Mei 2017. Hal ini karena It mengalami kenaikan sebesar 2,25 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,39 persen.

"Naiknya It dipengaruhi oleh naiknya subkelompok sayur-sayuran dan buah-buahan sebesar 2,14 persen dan 2,38 persen walaupun subkelompok tanaman obat turun sebesar 1,19 persen," katanya.

Sedangkan pada sisi lain terjadi peningkatan subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,47 sedangkan BPPBM turun sebesar 0,09 persen pada Ib subsektor hortikultura.

(T.KR-HMB/I006/S027) 

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017