Manila (ANTARA News) - Militer Filipina, Selasa, mengatakan, gerombolan bersenjata menguasai 20 persen Kota Marawi. Ini membantah klaim sebelumnya oleh kantor berita ISIS, Amaq, bahwa anggotanya tersebar di lebih dari dua pertiga dari kota selatan itu.

"Sebaliknya, dari 96 barangay (lingkungan), mereka hanya mengendalikan kawasan di Marinaut, Lulut, Mapandi dan Distrik Komersial Bongolo, yang hanya terdiri atas 20 persen dari keseluruhan Kota Marawi ... dan semakin sempit setiap hari," kata Letnan Jenderal Carlito Galvez, komandan komando militer di wilayah itu, kepada Reuters.

Juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, mengatakan, pada 5 Juni bahwa gerombolan bersenjata menduduki kurang dari 10 persen kota itu, yang mereka coba kuasai dalam serangan pada 23 Mei.

Milisi bersekutu dengan IS itu dilaporkan menewaskan lima warga saat pasukan keamanan melanjutkan pengepungan terhadap Kota Marawi di Filipina Selatan, sehingga jumlah warga tewas menjadi 26 orang.

Juru Bicara Presiden Rodrigo Duterte, Ernesto Abella, mengatakan, dalam satu taklimat bahwa milisi Maute menembak hingga tewas kelima warga sipil yang belum diidentifikasi tersebut yang berusaha menyelamatkan diri pada Senin pagi. Ia mengatakan delapan warga lagi ditangkap oleh kelompok milisi.

Dengan mengutip laporan militer, Abella mengatakan gerilyawan menjebol pintu satu rumah tempat 18 warga sipil yang terjebak berada, sehingga warga sipil itu melarikan diri dengan menggunakan pintu belakang.

"Gerombolan bersenjata memburu mereka dan secara membabi-buta menembaki mereka, menewaskan lima warga sipil dan menyandera delapan warga lagi," kata Abella, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Ia mengatakan lima warga sipil berhasil menyelamatkan diri dan kemudian diberi makanan, bantuan medis serta diproses pejabat setempat dan militer.

Abella mengatakan, 1.618 warga sipil sejauh ini telah diselamatkan sejak pertempuran meletus pada 23 Mei.

Sebanyak 1.000 sipil diduga masih terjebak atau ditawan sebagai sandera tiga pekan setelah 500 atau lebih gerilyawan yang bersenjata lengkap menguasai kota itu, yang dihuni lebih dari 200.000 orang.

Milisi dari kelompok Maute dan Abu Sayyaf menduduki kota tersebut pada 23 Mei. Sejauh ini, 58 prajurit dan polisi telah tewas dalam pertempuran dan lebih dari 200 anggota gerombolan bersenjata tewas, kata militer.

Puluhan milisi asing bertempur bersama dengan pendukung kelompok bersenjata ISIS untuk melawan pasukan pemerintah di wilayah selatan Filipina sepanjang pekan lalu.

Gejala itu diduga adalah bukti bahwa daerah bergolak di Filipina itu secara cepat menjadi pusat tujuan kelompok teroris di Asia.

Sumber intelejen Filipina mengatakan bahwa ada 400-500 petempur di kota Marawi, Pulau Mindanao. Di antara mereka, 40 orang datang dari luar negeri, termasuk dari negara Timur Tengah.

Sumber sama mengungkapkan, mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, satu dari Pakistan, masing-masing satu dari Arab Saudi, Chechnya, Yaman, India, Maroko, dan Turki.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017