Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan manufaktur otomitif, PT Toyota Motors Manufacturing Indonesia (TMMIN), berusaha terus untuk menjaga kualitas pasokan komponen mereka di Indonesia dengan merintis inisiatif pengembangan rekanan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Pasalnya, menurut Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono, rekanan pemasok komponen otomotif memiliki peranan penting dalam tumbuh kembangnya industri otomotif, termasuk dalam hal ini keberlangsungan produksi TMMIN di Indonesia.

"Yang paling penting itu kan sebenarnya kita memproduksi mobil ada 2.000-3.000 komponen, itu kalau ada something wrong dengan salah satu supplier-nya itu tidak jadi mobil," kata Warih saat ditemui ANTARA News dalam wawancara khusus di Pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, Senin (12/6).

"Jadi supply chain itu seperti satu badan dengan kita, seberapa pentingnya itu," ujarnya menambahkan.

Pria yang dipercaya mengampu jabatan sebagai Presdir TMMIN sejak 1 April 2017 itu mengatakan sudah menjadi kewajiban perusahaan manufaktur untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan rekanan.

Oleh karena itu, pihaknya memiliki satu divisi yang khusus untuk menangani pengembangan rekanan pemasok komponen lokal.

"Kalau dia bagus, kita bagus. Kalau dia tidak bagus, maka menjadi kewajiban kita untuk men-develop mereka," ujarnya.

Saat ini, TMMIN tengah berupaya untuk bersentuhan dengan rekanan pemasok komponen di tingkat dua, meskipun diakui Warih skalanya masih cukup kecil.

"Sekarang kami sedang mencoba, skalanya masih kecil ya, untuk men-develop Small Medium Enterprise, supaya mereka bisa ikut serta, mendapatkan satu small business di area yang dia buat itu," kata Warih.

"Itu semacam mengimplementasikan cita-cita kami membangun Small Medium Enterprises," pungkasnya.

Sebagai informasi, TMMIN saat ini memiliki lebih kurang sekira 709 rekanan pemasok komponen lokal, yang 140 di antaranya merupakan rekanan komponen tingkat I.

Meski demikian, angka tersebut masih cukup jauh dibandingkan rekanan pemasok komponen lokal pabrik Toyota di Thailand misalnya, yang sudah mencapai angka lebih dari 1.900 perusahaan.
Pewarta:
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017