Kuala Lumpur (ANTARA News) - Dipimpin dua bersaudara Omarkhayam Romato Maute dan Abdullah Maute, kelompok Maute memiliki para anggota yang paling cerdik, sangat terlatih dan canggih dari semua kelompok militan pro-ISIS di Filipina.

Faksi pro ISIS dari Abu Sayyaf pimpinan Hapilon dibantu oleh warga Malaysia, Mahmud Ahmad, yang disebut-sebut sebagai otak di balik aliansi Maute-Abu Sayyaf.

"Mahmud adalah ahli strategi bagi Hapilon dan dia punya hubungan langsung dengan Katibah Nusantara di Suriah dan Irak," kata sumber keamanan Channel NewsAsia.

Katibah Nusantara adalah batalion Asia Tenggara ISIS.

"Kemunculan koalisi Maute-Abu Sayyaf ini, yang memiliki hubungan lebih dekat dengan kaum islamis di luar negeri dibandingkan dengan kelompok lokal mana pun sebelumnya, menandai kegagalan pemerintah dalam memahami bagaimana telah berubahnya bentuk ekstremisme di Filipina," kata Sidney Jones, direktur IPAC dalam tulisan kolom di New York Times.

Jones menambahkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengabaikan ancaman yang semakin besar itu.

Kegagalan ini dibayar mahal oleh pemerintah karena militan kini menguasai 20 persen kota Marawi, namun ISIS sendiri mengklaim telah menguasai dua per tiga kota itu, demikian Channel News Asia.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017