Kuala Lumpur (ANTARA News) - Ali Fauzi, bekas militan Indonesia yang pernah berperang di Mindanao dan juga adik pelaku Bom Bali Mukhlas dan Amrozi, menyatakan Pulau Mindanao adalah satu-satunya tempat bagi ISIS untuk bisa berpijak karena begitu mudahnya lalu lintas senjata dan amunisi di pulau ini.  Dia menyatakan ISIS tidak akan bisa membangun pijakan di Indonesia dan Malaysia.

Kini kelompok Maute dan sebuah faksi Abu Sayyaf, sedang merepotkan militer Filipina di Marawi. Dikenal sebagai pusat Islam, Marawi adalah kota bermayoritas penduduk muslim di negara di mana 90 persen penduduknya beragama Katolik Roma.

"ISIS tak akan bisa membuat pijakan di Malaysia dan Indonesia," kata Ali Fauzi, bekas anggota Jemaah Islamiyah kepada Channel News Asia. "Mereka (ISIS) kemungkinan terbesar mendirikan teritorinya di Filipina berkat senjata dan amunisi tersebar luas dan mudah sekali didapatkan di sini."

Fauzi pernah membeli senjata dengan mudah di pasar gelap di Mindanao sewaktu bertempur untuk kaum separatis Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dari 1994 sampai 1997, dan kemudian dari 2002 sampai  2006.

Menurut Fauzi, kebanyakan senjata itu dijual oleh militer di pasar gelap.

"Saya mengetahuinya dari bekas kolega-kolega saya di MILF bahwa situasi seperti itu tidak berubah," kata Fauzi.

Nasir Abas, bekas pemimpin Jemaah Islamiyah, membangun kamp pelatihan paramiliter di Gunung Kararao di dekat Marawi. Seperti Fauzi, dia juga pernah dengan gampang membeli senjata di Mindanao.

"Waktu itu sejumlah tentara Filipina kabur karena takut bertempur. Kapan pun mereka kabur, mereka menjual senjata kepada penduduk setempat," kata Nasir. "ISIS menyasar Marawi karena ini adalah kota bermayoritas muslim."

Menurut sumber keamanan kawasan, militer Filipina dilanda korupsi akut, kurang koordinasi dan kurang motivasi bertempur melawan musuh.

"Banyak kelemahan dalam pasukan keamanan Filipina, termasuk korupsi dan kurangnya motivasi bertempur," kata sang sumber seperti dikutip Channel News Asia.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017