Ottawa (ANTARA News) - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Jumat memuji hubungan hangat negaranya dengan Kuba, sementara Presiden Donald Trump berjanji membatalkan perjanjian normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan negara komunis tersebut.

"Kami punya hubungan yang konstruktif dan saling menghargai dengan Amerika Serikat. Namun dalam urusan Kuba, selalu ada sejumlah tertentu perselisihan pendapat," kata Trudeau dalam sebuah konferensi pers gabungan bersama Perdana Menteri Belgia Charles Michel.

Komentarnya disampaikan setelah Trump mengumumkan pembalikkan kebijakan pendahulunya Barack Obama pada 2014 untuk mengakhiri kerenggangan hubungan hampir enam dekade antara Amerika Serikat dan Kuba.

Di benua Amerika, hanya Kanada dan Meksiko yang masih mempertahankan hubungan diplomatik dengan Kuba menyusul revolusi bersenjata pimpinan Fidel Castro melawan pemerintahan otoriter Fulgencio Batista tahun 1950an.

Ayah Trudeau, mantan perdana menteri Pierre Trudeau, adalah pemimpin pertama dari negara anggota NATO yang mengunjungi Kuba era Castro pada Januari 1976, di tengah Perang Dingin, bertentangan dengan keinginan Washington.

Setelah Castro meninggal tahun lalu, Trudeau memuji sang pemimpin komunis sekaligus teman keluarganya sebagai seseorang yang "revolusioner dan orator legendaris". Pujiannya menuai teguran dari konservatif Amerika, yang mengatakan dia memuji seorang diktator kejam.

Trudeau melakukan kunjungan resmi ke pulau itu dua pekan sebelumnya, 40 tahun setelah kunjungan ayahnya, namun tidak bertemu dengan Castro yang sedang sakit.

"Saya pikir Kanada selalu sangat bangga dengan kebijakan luar negeri mandiri kami, khususnya berkaitan dengan Kuba," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Ia berikrar Kanada akan terus mendukung Kuba dalam hal pariwisata dan investasi, demikian juga dalam "peluang-peluang yang ingin kami ciptakan bagi orang-orang bisnis Kuba dan Kanada".(mu)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017