.... Kita terlalu lama berpikir linier rutinitas."
Temanggung (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengeluhkan pengembangan jenis komoditas yang ditanam sebagai unggulan di daerah-daerah yang terlalu monoton dan tidak bervariasi.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo setelah meresmikan Jembatan Gantung Kali Galeh yang berada di Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu.

Ia memberikan contoh kakao, di mana pernah membludak namun sempat mengalami penurunan harga yang cukup drastis.

"Sekarang diwajibkan ada industri kakao di sini, buat industri cokelat. Kebun kakao tidak dikembangkan sehingga antara supply dan demand enggak seimbang sehingga kita impor kakao. Kan enggak boleh seperti itu harusnya daerah yang memang siap ditanami kakao tanam, kopi tanam," ujar Presiden.

Peluang-peluang dalam komoditas unggulan ini harus dapat dilihat oleh para kepala daerah.

Mengingat orang yang dinilai memahami karakter wilayahnya adalah wali kota, bupati dan gubernur daerah tersebut.

"Jangan misalnya masyarakat diajak nanam sawit, begitu harga jatuh ya jatuh semua, nanam karet harga jatuh, ya jatuh. Mana yang menguntungkan mana tidak, petani diajak kesana (diskusi). Kalau ada yang lebih baik, menjanjikan, tanam itu. Kita terlalu lama berpikir linier rutinitas," ujar Presiden.

Setelah meresmikan jembatan gantung, Presiden melanjutkan perjalanan untuk meninjau Rusunawa Parakan Wetan di Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

Dari rusunawa, Presiden menuju RSUD Kabupaten Temanggung untuk meninjau gedung baru, terutama ruang rawat pasien kelas II dan III.

Turut mendampingi Presiden di antaranya Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017