Jakarta (ANTARA News) - Dua orang yang tidak kenal dan saling memandang ternyata berpotensi terjadi bentrok, meskipun hal tersebut bukan satu-satunya pemicu terjadinya bentrokan.

"Kalau dilihat dari dinamika psikologis saja, itu pasti bukan hanya semata-mata lihat-lihatannya, dibalik itu pasti ada hal lain di dalam masing-masing individu itu," kata Psikolog Rahmitha P Soendjojo saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Rahmita melanjutkan, seseorang dalam kondisi lelah, kurang tidur, atau terlalu lapar biasanya memiliki sosial emosional yang tidak stabil, sehingga sangat mudah tersulut amarahnya.

"Mau yang lihat-lihatan itu perempuan dan laki-laki atau sesama jenis, itu sama-sama berpotensi bentrok, tergantung posisi sosial emosional mereka saat itu. Jadi lihat-lihatan hanya sebagai pemicu," ungkap Rahmita.

Apalagi, lanjut Rahmita, terdapat beberapa orang yang tidak mampu mengendalikan emosi dan kemarahannya, sehingga hal sederhana bisa membuat mereka marah di luar batas kewajaran.

Rahmita menambahkan, untuk kondisi psikologis orang yang dilengkapi senjata, mereka kerap merasa lebih kuat dibandingkan orang lain.

Untuk itu, perlu regulasi dan pemeriksaan psikologi khusus, sehingga tidak membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.

Menurut Rahmita, bentrok yang dipicu saling melihat sebetulnya dapat dihindari dengan beberapa hal, misalnya langsung mengalihkan pandangan atau menjauh dari orang yang sedang melihat kita.

"Kalau dalam kondisi normal, emosi normal, nah itu tinggal pergi saja atau lihat ke arah lain saja. Kan tidak akan memicu bentrok," pungkasnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017