Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan punya data ini : Masa Angkutan Lebaran tahun lalu, kcelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua, mencapai 70 persen.

Rinciannya, pada masa Lebaran tahun lalu kecelakaan yang melibatkan sepeda motor ada 3.766 unit, mobil penumpang 864 unit, bus 157 unit dan mobil barang 407 unit.

Artinya, sampai dengan tahun lalu, sepeda motor masih menjadi penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas selama periode Lebaran.

Untuk mengurangi pemudik yang menggunakan sepeda motor, pada Lebaran tahun ini, Kementerian Perhubungan kembali menggelar mudik gratis, dan kali ini moda yang disediakan lebih beragam, yaitu bus, kereta api dan kapal laut yang tahun sebelumnya sempat ditiadakan.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyediakan total kuota 9.900 penumpang dan 3.510 sepeda motor untuk penumpang dengan sepeda motor, sementara untuk penumpang tidak dengan sepeda motor, yaitu kuota sebanyak 33.750 orang.

Dari ketersediaan kuota tersebut, jumlah pendaftar mudik sepeda motor hingga Jumat (16/6) sudah melebihi kuota, yaitu mencapai 10.457 orang (105 persen) dan untuk mudik tanpa sepeda motor hampir terisi seluruhnya, yaitu 33.279 penumpang.

Para calon penumpang tersebut akan diangkut dengan 845 bus dan motor diangkut dengan 54 truk untuk arus mudik, sementara untuk arus balik menggunakan 124 bus dan 23 truk untuk diantar ke kota-kota di Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Kuningan dan lainnya) dan Jawa Tengah (Tegal, Wonogiri, Semarang, Yogyakarta dan lainnya).

Bukan Moda Jarak Jauh
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar menilai sepeda motor bukan kendaraan yang diperuntukkan untuk jarak jauh, karena itu berbahaya jika digunakan untuk menempuh jarak beratus-ratus kilometer.

"Pertama, situasi padat, kedua jarak jauh, terakhir biasanya bawa anak atau barang berlebihan, ini harus dihindari karena sangat rentan terhadap kecelakaan," katanya.

Untuk itu, Ia mengimbau agar masyarakat memanfaatkan program mudk gratis yang sekaligus bisa mengangkut sepeda motor, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau swasta.

Saat ini, tercatat kuota yang tersedia oleh swasta/mitra, yaitu 20.475 penumpang, 2.115 motor, 455 bus dan 47 truk.

"Saya mengimbau untuk tidak menggunakan sepeda motor saat mudik, kalaupun sudah telanjur tetap harus taat aturan. Tidak boleh bonceng motor tiga, meskipun anak sendiri dan beristirahat jika lelah di rest area yang disediakan," katanya.

Adapun untuk moda laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyediakan kuota 20.000 penumpang dan 10.000 sepeda motor dengan rute Tanjung Priok, Jakarta-Tanjung Emas, Semarang PP dengan estimasi pelayaran, yaitu 14 jam.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub A Tonny Budiono mengatakan tujuan diselenggarakannya kembali mudik gratis dengan kapal laut, yaitu memberikan alternatif moda, sehingga mengurangi beban jalan raya, meningkatkan kelancaran serta mengurangi potensi kecelakaan.

"Tidak macet, penumpang juga difasilitasi dengan hiburan, full music dan bisa menikmati pemandangan laut pantai utara Jawa," ujarnya.

Namun, kenyataannya mudik dengan kapal laut masih sepi peminat, pasalnya kuota baru terisi sekitar 50 persen.

Jumlah pendaftar arus mudik, yaitu 2.633 motor (52,66 persen) dari kuota 5.000 motor dan 5.544 orang (53,44 persen dari kuota arus mudik 10.000 orang.

 Sementara itu, untuk jumlah pendaftar arus balik, yaitu 2.515 motor dan 5.324 orang (53,42 presen) dari kuota 10.000 orang.

Sementara itu, subsidi angkutan motor gratis dengan kereta api, yaitu tersedia 18.096 unit motor yang akan menuju Lintas Utara, Lintas Selatan 1 dan Lintas Selatan 2.

Perlu Kebijakan Baru

Meskipun dari tahun ke tahun, angka kecelakaan cenderung menurun, namun pengamat transportasi dari Universitas Katholik Soegijapranata Djoko Serijowarno menilai langkah pemerintah, dalam hal ini Kemenhub dalam membendung arus sepeda motor dalam mudik dan balik Lebaran belum secara signifikan efektif.

Menurut dia, kuota yang disediakan oleh Kemenhub jauh belum memenuhi kebutuhan karena lonjakan pemudik sepeda motor bisa sampai enam juta unit.

"Program mudik motor gratis perlu dievaluasi karena hanya 0,08 persen yaitu 48.000 unit dari pemudik sepeda motor yang sampai enam juta unit," katanya.

Selain itu, dia menambahkan pelanggaran dan kecelakaan sepeda motor cukup tinggi saat arus mudik dan balik Lebaran.

Djoko menilai perlu kebijakan yang lebih tinggi, yaitu setingkat Presiden yang bisa memberikan wewenang lebih besar terhadap masalah tahunan tersebut.

"Kemenhub tidak akan mampu membendung arus meningkatnya pengguna sepeda motor," katanya.

Mudik gratis sendiri bertujuan agar masyarakat lebih merasa aman dan nyaman dalam perjalanan ke kampung halaman.

Terkait hal itu, Djoko berpendapat yang terpenting adalah selamat karena sudah barang tentu dengan ratusan orang bergerak berbarengan tidak akan senyaman yang diharapkan.

"Prinsip selamat, aman dan nyaman dalam bertransportasi tidak berlaku saat mudik Lebaran karena waktu tempuh perjalanan bisa lebih panjang," ujarnya.

Namun upaya pemerintah tidak akan berjalan apabila tidak diiringi dengan kesadaran masyarakatnya sendiri.

Untuk itu, dibutuhkan dukungan bersama untuk menciptakan mudik bareng yang guyub dan rukun.

Oleh Juwita Trisna Rahayu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017