Beirut (ANTARA News) - Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan serangan udara pada Rabu dinihari menewaskan sedikit-dikitnya 30 warga dan melukai puluhan orang di desa dikuasai IS di Suriah timur.

Serangan di al-Dablan, sekitar 20 km tenggara Al-Mayadeen di tepi barat Sungai Efrat, itu adalah yang kedua dalam 48 jam, yang disebut Observatorium telah membunuh puluhan orang.

Jati diri jet pelaku serangan udara itu tidak diketahui, kata Observatorium, lembaga pemantau perang berbasis di Inggris.

Baik sekutu pimpinan Amerika Serikat untuk melawan IS maupun militer Suriah, yang didukung Rusia, membidik IS di kota di sepanjang lembah Efrat.

Pada Senin sebuah serangan udara koalisi di al-Mayadeen menyerang sebuah bangunan yang digunakan oleh kelompok IS sebagai penjara, yang menewaskan 57 orang, kata Observatorium pada Selasa.

Koalisi tersebut tidak segera menanggapi permintaan kometar apakah jetnya yang melakukan serangan pada Rabu di Al-dablan. Pada Selasa koalisi mengatakan telah menyerang target di al-Mayadeen sehari sebelumnya dalam misi yang "direncanakan dengan cermat" untuk menghindari korban warga sipil

Disebutkannya, dibutuhkan usaha keras untuk menghindari membahayakan atau menewaskan warga sipil dan menyelidiki semua laporan tentang apa yang telah dilakukan.

Pemerintah Suriah dan Rusia juga membantah menargetkan warga sipil.

Pasukan koalisi mendukung serangan oleh kelompok Kurdi dan milis Arab untuk melawan kelompok IS di ibu kota Suriah yang dikepung, Raqqa, 200 km barat laut al-Dablan, Efrat.

Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya terus melewati padang pasir untuk membebaskan daerah kantong Euphrates mereka yang terkepung di Deir al-Zor, 65 km timur laut al-Dablan. Para pejabat Badan intelijen Amerika Serikat mengatakan bahwa kelompok IS telah memindahkan kepemimpinannya ke al-Mayadeen.

Pada Selasa, presiden Suriah Bashar al-Assad muncul di sebuah pangkalan udara Rusia di Hmeymim, Suriah barat.

Kunjungan itu merupakan yang pertama kalinya ia lakukan ke pangkalan, yang menjadi tempat jet-jet Rusia mengerahkan dukungan bagi pemerintahan Bashar dalam peperangan.

Foto-foto yang beredar memperlihatkan pemimpin Suriah tersebut berada di kokpit sebuah pesawat tempur Rusia Sukhoi SU-35, juga sedang memeriksa persenjataan, personel serta kendaraan-kendaraan antipeluru di sebuah pangkalan di dekat Latakia.

Bashar didampingi oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov, demikian menurut laporan kantor berita SANA.

Pangkalan tersebut telah menjadi tumpuan upaya militer Moskow dalam mendukung Bashar sejak 2015. Pada tahun itu, pasukan angkatan udara Rusia mulai membombadir para pemberontak yang mengancam kekuasaan pemimpin Suriah itu. Dalam perang, Bashar juga disokong oleh Iran.

Bashar dalam beberapa hari belakangan ini telah mengelilingi daerah-daerah di utara dan barat laut Damaskus.

Pada Minggu, ia menjalankan Shalat Id di kota Hama. Ia mengunjungi kota tersebut untuk yang pertama kalinya sejak konflik mulai terjadi.

Bashar juga mendatangi tentara di pedesaan Hama dengan didampingi istrinya, Asma, dan anak-anak mereka, kata kantor berita negara itu dalam laporannya pada Selasa, demikian Reuters.

(G003/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017