Ankara (ANTARA News) - Televisi Iran mengatakan pada Kamis bahwa tujuh nelayan Iran, yang ditahan penjaga pantai Arab Saudi lebih dari setahun lalu, dikembalikan ke negara asalnya di tengah peningkatan ketegangan kedua negara bersaing di kawasan itu.

"Tujuh nelayan Iran, yang ditangkap penjaga keamanan perbatasan Arab Saudi lebih dari setahun lalu, telah dikembalikan ke negara asalnya," kata laporan televisi Iran tanpa merinci.

Tidak diketahui pasti keadaan nelayan itu. Pihak berwenang Saudi tidak dapat dihubungi untuk dimintai tanggapannya dan pembebasan tersebut tidak disebutkan di media Saudi.

Kementerian luar negeri Iran menolak memberikan tanggapan selain memastikan pembebasan tersebut.

Iran, yang berpenduduk sebagian besar menganut Syiah, dan Arab Saudi, yang sebagian besar Sunni, saling tuduh sebagai penyebab ketegangan di Timur Tengah, tempat keduanya bersaing dan berada di sisi berlawanan dalam perang Suriah, Yaman dan Irak.

Hubungan kedua negara itu berada pada tingkat terburuk dalam beberapa tahun belakangan.

Riyadh bersama dengan pemerintah negara Arab lainnya, telah memutuskan hubungan dengan Qatar, dengan alasan dukungan Qatar terhadap Iran.

Iran menuduh Arab Saudi berada di balik dua serangan mematikan pada 7 Juni di Teheran, yang diklaim oleh kelompok ISIS, namun Riyadh membantahnya.

Media Iran melaporkan pada awal bulan ini bahwa dalam sebuah insiden terpisah, penjaga perbatasan Saudi telah menembaki perahu nelayan Iran di kawasan Teluk, membunuh seorang nelayan dan menangkap tiga lainnya.

Iran mendesak Arab Saudi untuk membebaskan tiga nelayan tersebut, yang Teheran katakan bahwa mereka memiliki dokumen resmi namun hilang.

Kementerian penerangan Saudi mengatakan bahwa mereka telah mencegat sebuah kapal yang melintas di perairan Saudi pada 16 Juni dan tiga anggota Pengawal Revolusi elit Iran telah ditahan dalam insiden tersebut.

Dikatakannya bahwa kapal sitaan tersebut membawa bahan peledak dan senjata, yang akan digunakan melakukan "aksi teroris" di perairan Saudi. Iran membantah tuduhan tersebut.

(Uu.Aulia/KR-AMQ//B002)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017