Sejujurnya, hal itu menginspirasi saya."
Duesseldorf (ANTARA News) - Juara bertahan Chris Froome tidak menyia-nyiakan waktu untuk meregangkan otot-ototnya di Tour de France, ketika ia melejit ke posisi keenam pada time trial pembukaan yang dimenangi koleganya di Team Sky Geraint Thomas pada Sabtu waktu setempat.

Hujan deras mengubah, apa yang di atas kertas, seperti sirkuit beregulasi 14 kilometer di sebelah sungari Rhine menjadi "Grand Depart" yang dihiasi insiden yang dapat memberikan konsekuensi-konsekuensi besar pada pertarungan tiga pekan untuk memperebutkan kaus kuning (yellow jersey).

Meski ini merupakan awal yang bagus untuk Team Sky, di mana Thomas, juara tiga kali Froome, dan Vasil Kiryienka masuk enam besar dari 198 atlet yang mengawali balapan, perjalanan pebalap sepeda Movistar Alejandro Valverde telah berakhir setelah ia mengalami kecelakaan serius.

Beberapa pebalap sepeda meneruskan balapan setelah kecelakaan itu di jalur yang licin namun Valverde tidak mampu melakukannya, setelah pebalap yang menghuni posisi ketiga secara keseluruhan pada 2015 ini menghantam pagar pembatas setelah tergelincir, sebelum kemudian dibawa ke rumah sakit akibat cedera pada kakinya.

Momen kali ini merupakan hal yang menyedihkan bagi Valverde dan juga pukulan keras terhadap rekan setimnya Nairo Quintana, yang mengandalkan pengalaman Valderve di stage-stage di pegunungan yang akan segera dihadapinya.

Atlet asal Wales Thomas, yang mengikuti tur untuk kedelapan kalinya, terlihat mengendalikan situasi ketika ia menjadi pebalap sepeda Britania kedelapan yang mengenakan kaus kuning -- menebus kekecewaan karena tersingkir dari Giro dItalia sebagai pemimpin tim.

Ia memperlihatkan kemampuan kendali sepeda yang brilian untuk melintasi garis finis di kompleks pameran Messe Dusseldorf yang besar dalam waktu 16 menit 04 detik.

Ia unggul lima detik atas pebalap BMC asal Swiss Stefan Kueng, yang unggul dua detik atas Kiryienka di urutan ketiga.

Froome, pebalap sepeda terakhir yang keluar, lebih lambat 12 detik dari Thomas, namun secara signifikan lebih cepat dibanding semua rival utamanya di Klasifikasi Umum (General Classification).

Quintana lebih lambat 48 detik dari Thomas, sedangkan pebalap sepeda asal Australia Richie Porte unggul satu detik dibanding pebalap sepeda Kolombia itu.

Harapan-harapan Prancis pada Klasifikasi Umum yakni Thibaut Pinot dan Romain Bardet lebih lambat 50 dan 51 detik, sedangkan Alberto Contador asal Spanyol lebih lambat 54 detik.

Thomas berkata ini adalah hari yang bagus untuk olahraga Wales setelah Sam Warburton menjadi kapten British and Irish Lions untuk meraih kemenangan atas raksasa tim rugby asal Selandia Baru All Blacks.

"Sejujurnya, hal itu menginspirasi saya. Saya tidak percaya akan mampu bertahan, tentu saja Tony (Martin) atau seseorang akan mengalahkan waktu saya. Ini luar biasa bagi saya setelah apa yang terjadi di Giro dan merupakan hal besar untuk tim. Kaus ini adalah bonus besar," ujarnya.

Harapan-harapan bahwa Martin akan menandai Grand Depart Jerman untuk pertama kalinya sejak Berlin pada 1987 dengan kemenangan di kandang sendiri sirna, ketika ia hanya mampu mencatatkan waktu terbaik urutan keempat.

Meski Porte akan waspada terhadap kejaran Froome sebelum Tour benar-benar dimulai, ia mengatakan setidaknya nasibnya lebih baik daripada Valverde.

"Ini bukan hari untuk mengambil risiko-risiko," kata mantan rekan setim Froome itu.

Ia mengimbuhi, "Ini hanya masalah mempertahankan roda tetap di aspal. Saya melihat rekan setim saya (Nicolas Roche) menyia-nyiakannya dan saya sejujurnya sedikit cemas. Ini adalah trek yang licin."

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017